Jakarta, CNN Indonesia -- Kemenpar terus menggelorkan pesona Danau Toba ke berbagai penjuru Indonesia. Minggu lalu, danau kedua terbesar setelah Victoria Lake di Afrika itu menebarkan pesonanya di Jogjakarta. Jumat (14/9) malam, giliran Surabaya yang digoda via talkshow di SBO, televisi lokal Surabaya.
Tim penggodanya juga keren-keren. Dari Kemenpar, ada Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Masruroh. Sementara kalangan bisnisnya diwakili Ketua ASITA Sumatera Utara Solahuddin Nasution. Akademinya diisi pakar pariwisata Yusac Anshori. Sementara itu tuan rumah diwakili Kepala Dinas Pariwisata Jatim Sinarto.
Inilah yang oleh Menpar Arief Yahya disebut pemasaran Zaman Now! Ada unsur Akademisi, Bisnis, Government, hingga media dilibatkan untuk jualan Danau Toba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menyebutnya dengan konsep Pentahelix, yang mencakup: academician, business, government, community, media. Seluruh unsur Pentahelix bahu-membahu dan bergotong-royong untuk memperjuangkan pariwisata Indonesia, termasuk Danau Toba. Melalui sinergi Indonesia Incorporated maka kita akan mampu menciptakan 3S-3B, yaitu: Size getting Bigger, Scope getting Broader, dan Skill getting Better. Jadi, melalui Indonesia Incorporated kita akan "Bigger-Broader-Better together," ucap Menpar Arief Yahya di Jakarta, Kamis (13/9).
Semua dijalankan dengan cepat. Seluruh unsur didorong untuk bergerak cepat, agresif, menciptakan quick wins, dengan cara-cara cerdas.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, kenapa Danau Toba? Kenapa juga bukan destinasi prioritas lain seperti Tanjung Lesung di Banten atau Morotai di Maluku Utara?
"Sebetulnya semua destinasi prioritas kita promosikan. Kita jual juga. Cuma dari 10 itu kita fokuskan di 3 destinasi dulu. Danau Toba adalah salah satu destinasi yang sedang fokus dibangun selain Mandalika di NTB dan Borobudur di Jawa Tengah," terang Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Masruroh dalam talkshow Misi Penjualan Destinasi Prioritas Danau Toba di Studio SBO, Gedung Graha Pena, Surabaya.
Saat ini, pemerintah terlihat ngebut membangun akses ke Toba. Tol Medan-Kuala Namu (KNO)-Tebing Tinggi dibangun. Waktu tempuh 5 jam pun sukses dipangkas menjadi 3 jam lebih sedikit.
Bandara di Silangit pun dibuat makin kece. Landasan pacu yang semula berukuran 2.650 meter dibuat menjadi 3.000 meter.
Selain itu, Bandara di Silangit juga dipersiapkan menjadi Smart Airport yang dilengkapi dengan Vending Machine Taxi, Digital Information Bus, Live Smart Baggage, Digital Toilet Survey, dan lainnya.
Amenitasnya juga sudah sangat lengkap. Dari mulai homestay, hotel melati sampai bintang 4 ada di sana. Sejumlah spot menarik di Danau Toba juga akan dibalut dengan nomadic tourism. Nantinya, akan ada karavan, glamping (glamourous camping), dan homepod di sana.
"Indonesia tidak hanya Bali saja kok. Masih ada Toba yang menyimpan sejuta pesona. Yang belum punya planning liburan akhir tahun nanti, ayo ke Toba. Silakan eksplore nature, culture dan kulinernya yang oke punya," ajak Iyung, sapaan akrab Masruroh.
Kepala Dinas Pariwisata Jawa Timur Sunarto terlihat antusias. Terlihat happy. Maklum, warga Surabaya suka sekali dengan sesuatu yang indah. Petualangan yang dibalut dengan alam. Juga kuliner yang menggugah selera.
"Ini info bagus. Jatim punya 68 juta pergerakan wisnus. Peluang pasarnya sangat besar bila Jatim dan Sumatera Utara mau bersanding. Saya akan ajak 90 industri Jawa Timur untuk bertemu dengan industri Sumatera Utara di Misi Penjualan Destinasi Wisata Prioritas Danau Toba. Semua akan saya ajak bersinergi di Oval Atrium Ciputra World Surabaya Mall, 14-16 September 2018," ucapnya.