Jakarta, CNN Indonesia -- Kabar duka muncul dari dunia
teknologi. Pendiri
Microsoft,
Paul Allen, mengembuskan napas terakhirnya pada Senin (15/10) di usia ke-65 tahun. Allen meninggal setelah berjuang melawan komplikasi
kanker limfoma non-Hodgkin.
Mengutip
Reuters, diagnosis kanker limfoma non-Hodgkin itu didapatkannya pada tahun 2009 silam. Kondisinya dikabarkan semakin memburuk pada 2018.
Kanker limfoma non-Hodgkin menjadi yang paling umum di antara kanker lain yang menyerang sel darah putih. Di Indonesia, tercatat sebanyak 14.905 penderita kanker limfoma non-Hodgkin berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Limfoma non-Hodgkin merupakan kanker darah dalam sistem limfatik yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening. Sistem limfatik merupakan salah satu bagian penting untuk kekebalan tubuh manusia.
Antibodi akan terbentuk sempurna dengan bantuan sel-sel darah putih dalam sistem limfatik. Jika sel darah putih terserang kanker, maka sistem kekebalan tubuh akan menurun drastis hingga rentan mengalami infeksi.
Limfoma non-Hodgkin disebabkan oleh perubahan DNA atau mutasi yang terjadi di dalam salah satu jenis sel darah putih yang disebut limfosit. Namun, hingga saat ini, belum diketahui pasti apa yang menyebabkan terjadinya mutasi.
Seharusnya, tubuh terus memproduksi limfosit baru untuk menggantikan limfosit yang telah mati. Namun, hal itu tak berlaku bagi penderita kanker limfoma non-Hodgkin.
Limfosit pada penderita limfoma non-Hodgkin terus membelah dan berkembang tanpa henti. Akibatnya, terjadi penumpukan limfosit di dalam kelenjar getah bening. Kondisi inilah yang membuat tubuh rentan terhadap infeksi.
Ada beberapa gejala awal yang muncul pada penderita limfoma non-Hodgkin. Salah satu yang paling kentara adalah pembengkakan di kelenjar getah bening, seperti pada leher, ketiak, dan lipatan paha.
Berikut beberapa gejala kanker limfoma non-Hodgkin mengutip laman cancer.org.
1. Pembengkakan kelenjar getah beningKelenjar getah bening yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan. Namun, tak semua bentuk pembengkakan kelenjar getah bening merupakan gejala kanker.
Pembengkakan kelenjar getah bening yang disebabkan oleh pertumbuhan sel kanker akan terus berkembang dan membengkak, serta terkadang disertai rasa sakit.
2. Gangguan pencernaanSel kanker yang telah menyebar bakal menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan. Akibatnya, penderita kanker kerap mengalami sembelit atau diare.
3. Rasa lelah berlebihPerkembangan sel kanker dalam tubuh mengakibatkan terganggunya penyerapan nutrisi. Hal itu membuat tubuh kekurangan asupan tenaga.
Perlu dicatat, kelelahan ini juga terkadang muncul tanpa penyebab yang jelas.
4. Berkeringat di malam hariPada malam hari, udara menjadi lebih sejuk. Namun, hal itu tak berlaku bagi para penderita kanker limfoma. Mereka justru kerap mengeluarkan keringat berlebih di malam hari.
5. Rasa gatalKelenjar yang terserang sel kanker akan menimbulkan rasa gatal pada seluruh tubuh. Rasa gatal ini terkadang muncul secara tiba-tiba tanpa penyebab yang diketahui dengan jelas. Hal itu menandakan bahwa sel kanker telah menyebar dan menimbulkan reaksi alergi pada kulit.
6. Sesak napasPenderita limfoma non-Hodgkin kerap merasakan sesak napas, nyeri di bagian dada, dan batuk yang tak kunjung mereda. Hal ini terjadi ketika kanker kelenjar getah bening telah menyebar ke organ pernapasan.
(asr/chs)