Jakarta, CNN Indonesia -- Limfoma menjadi salah satu penyakit
kanker yang lumrah ditemui. Di Indonesia, penderita
kanker limfoma mencapai 14.905 berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013.
Tanggal 15 September tiap tahunnya pun menjadi hari peringatan untuk meningkatkan kembali kesadaran dan kewaspadaan akan bahaya salah satu jenis kanker darah ini.
Sayangnya, kanker yang satu ini terbilang sulit dideteksi. Hanya sebagian kecil penderita limfoma yang terdeteksi sejak awal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak semua gejala limfoma bisa diketahui sejak awal. Bahkan, seringkali gejala baru bisa 'tertangkap' setelah adanya pemeriksaan fisik oleh dokter.
Mengutip
Lymphoma News Today, gejala utama yang dialami penderita limfoma pada tahap awal adalah tumbuhnya benjolan. Anda perlu waspada terhadap benjolan pada bagian leher, ketiak, dan selangkangan yang disertai rasa sakit.
Benjolan itu muncul akibat adanya pembengkakan kelenjar getah bening.
Pada tahap selanjutnya, penderita limfoma juga bakal merasa nyeri, mati rasa, atau kesemutan di tahap awal. Hal tersebut disebabkan oleh penekanan kelenjar getah bening yang membengkak pada pembuluh darah.
Tak cuma itu, pembengkakan kelenjar getah bening juga dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan di bagian perut. Akibatnya, penderita limfoma bisa saja kehilangan
nafsu makan.
Pada tahap yang lebih tinggi, gejala-gejala limfoma bakal kian memburuk. Hal-hal seperti berkeringat di malam hari, demam, menggigil, kelelahan, penurunan berat badan yang tiba-tiba, dan rasa gatal perlu diwaspadai.
Limfoma merupakan kanker darah dalam sistem limfatik yang menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Sistem limfatik berperan untuk membentuk antibodi
tubuh.
Kanker yang menyerang sistem limfatik itu akan membuat kekebalan tubuh menurun drastis hingga rentan terhadap infeksi.
(asr/chs)