ARTIKEL SPONSOR

Bappenas Gelar Pertemuan Dunia di Bali

Advertorial | CNN Indonesia
Rabu, 17 Okt 2018 00:00 WIB
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas bekerja sama dengan World Bank menggelar pertemuan skala dunia HLM4 on CKLS.
Bio Farma menghadiri HLM4 on CKLS di Bali (Foto: dok. Bio Farma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas bekerja sama dengan World Bank menggelar pertemuan skala dunia High Level Meeting (HLM4) on Country-Led Knowledge Sharing (CKLS).

Turut hadir dalam pertemuan ini, Bio Farma menyatakan akan meningkatkan ekspor, salah satunya ke negara-negara di Afrika.

"Kami terus kejar target ekspor sebesar USD 71,6 juta. Kami sudah masuk ke pasar Asia, Timur Tengah, sebagian Afrika, dan beberapa negara Amerika Latin. Tahun ini kami akan menjajaki untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara Afrika," ungkap Direktur Utama Bio Farma M. Rahman dalam keterangan tertulis, Senin (15/10/2018).

HLM4 on CKLS diselenggarakan pada 15-17 Oktober 2018 di Bali. HLM4 on CLKS merupakan rangkaian acara pertemuan IMF-WB 2018 yang sebelumnya diselenggarakan di Bali pada 8-14 Oktober 2018.

Pada hari pertama agenda pertemuan meliputi High Level Panel, Knowledge Market Place, dan Enam Parallel Thematic Session. Hari kedua agenda kegiatan dilanjutkan dengan pelaksanaan field visit ke beberapa lokasi di Bali untuk menampilkan program-program inovasi lokal.

Rangkaian kegiatan HLM4 on CLKS pun ditutup dengan penyelenggaraan workshop (Learning Day) interaktif dengan topik-topik yang berkaitan dengan knowledge sharing oleh World Bank Group.

Dalam kesempatan ini, selain berbagi pengalaman, Bio Farma juga dipercaya untuk memamerkan keahlian produksi dan inovasi vaksin.

"Vaksin yang akan diekspor ke beberapa negara Afrika adalah vaksin bakteri, seperti Tetanus, Difteri, Pertusis, Harmophilus Infuenza Type B (HIB) serta Pentabio. Sebelumnya kami sudah mengekspor ke negara-negara seperti Pakistan, Afganistan, Sudan, Maroko, dan negara lainnya," jelasnya.

Rahman juga menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik program Bappenas sebagai penyelenggara untuk mendorong agar institusi negara dapat memberdayakan pengalaman dan inovasi lokal, sehingga terjadi peningkatan di dalam negeri dan internasional.

"Bio Farma sebagai industri vaksin yang bersiap memasuki Life Science menyambut baik inovasi dalam bidang Life Science yang merupakan suatu keharusan. Terlebih lagi dalam era industri 4.0 di mana informasi dan teknologi menjadi sangat penting. Saat ini kami sedang fokus pada perkembangan inovasi digital," ungkapnya.

Rahman melanjutkan, untuk melakukan percepatan inovasi, industri sangat memerlukan kolaborasi dan join riset maupun pembiayaan. Baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Pasalnya, sebanyak 21 industri tergabung dalam market place yang merupakan tempat berinteraksi seluruh stakeholder, baik dalam dan luar negeri, untuk berbagi dan mempelajari inovasi serta solusi lokal.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran Bio Farma Sri Harsi Teteki mengatakan nantinya produk akhir vaksin yang didistribusikan melalui lembaga Internasional UNICEF, PAHO, dan melalui vilateral dalam bentuk bulk vaksin atau intermediate produk yang akan diformulasi dan dikemas menjadi produk akhir vaksin.

Ia menjelaskan, saat ini hanya ada sekitar 30 produsen vaksin yang sudah mendapatkan kualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Salah satunya adalah Bio Farma.

"Kami merupakan yang terbesar di Asia Tenggara dilihat dari jenis produk dan kapasitas, serta menjadi rujukan centre of excellence bagi produsen vaksin di negara Islam. Sebagai BUMN memiliki peran yang sangat strategis untuk turut serta melakukan percepatan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan dalam upaya percepatan dan kemandirian pengembangan produk biopharmaceutical dan vaksin," jelasnya.

"Dengan total kapasitas produksi lebih dari 2 miliar dosis per tahun. Komposisi produksi tersebut adalah masing-masing 60 persen untuk kebutuhan dalam negeri dan 40 persen untuk kebutuhan ekspor," pungkasnya.

Sebagai informasi, penyelenggaraan pertemuan ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan, Tim Koordinasi Nasional Kerja sama Selatan-Selatan, Islamic Development Bank, Kerja sama Jerman, Japan International Cooperation Agency, dan Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika (USAID).

HLM4 on CLKS pada tahun ini mengangkat tema "Local Innovation as Driver for Global Development". Pertemuan ini dibuka langsung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

"Membangun momentum dari tiga pertemuan sebelumnya, HLM4 on CLKS bertujuan untuk menyediakan platform bagi pembuat kebijakan, praktisi dan mitra pembangunan untuk berdiskusi dan berbagi pengetahuan tentang solusi dan inovasi lokal untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pembangunan," kata Bambang.

Pertemuan kali ini merupakan pertemuan keempat dalam rangka HLM4 on CLKS. Pertemuan pertama di Bali pada 2012 menghasilkan dokumen "Bali Communique" yang berisi komitmen dari negara-negara dunia untuk memperkuat inisiatif knowledge sharing untuk pembangunan.

Pertemuan kedua di Seoul pada 2014 menghasilkan beberapa langkah kongkret untuk memperkuat kerja sama dalam kerangka berbagi pengetahuan, salah satunya melalui penguatan kapasitas institusi-institusi penyedia dan penghubung pengetahuan.

Selanjutnya pertemuan ketiga pada 2016 di Washington DC menyepakati pembentukan Global Partnership on Knowledge Sharing (GPKS) sebagai platform bagi seluruh pemangku kepentingan, untuk bekerja sama mengatasi tantangan-tantangan pembangunan melalui kerangka berbagi pengetahuan.

Bambang pun menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk memperkuat peran sebagai penghubung pengetahuan (Knowledge-Hub).

"Saya berharap pertemuan hari ini dapat menghasilkan rekomendasi yang bersifat strategis, serta pendekatan-pendekatan yang inovatif untuk menghadapi tantangan pembangunan dalam rangka mencapai kesejahteraan bersama," ungkapnya.

Selain Bambang, pertemuan ini turut dihadiri Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putra Sandjojo, Menteri Keuangan Bangladesh Abul A. Muhith, Wakil Presiden Turkish Cooperation and Coordination Agency Birol Cetin, perwakilan industri Bio Farma, bersama dengan lebih dari 250 peserta nasional dan internasional, 50 pembicara, dan 22 peserta pameran dari 42 negara. (adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER