Studi: Anjing Bisa 'Lacak' Penyakit Malaria

CNN Indonesia
Senin, 05 Nov 2018 13:36 WIB
Jika sebelumnya disebut mampu mengendus risiko kanker dan diabetes, kini anjing mampu mendeteksi malaria dengan endusannya.
Ilustrasi anjing (Martin BERNETTI / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anjing memang dikenal memiliki kemampuan mengendus yang super. Apa yang diendusnya mampu melacak berbagai hal, termasuk penyakit mematikan.

Jika sebelumnya anjing disebut mampu mengendus risiko kanker dan diabetes, kini hewan berbulu tebal yang satu itu disebut mampu mendeteksi malaria dengan endusannya.

Hal itu diungkapkan dalam sebuah studi yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Society of Tropical Medicine and Hygiene di New Orleans, Amerika Serikat. Studi itu menemukan bahwa anjing mampu mengendus keberadaan parasit malaria lewat kaus kaki si pengidap yang tak mengalami gejala-gejala malaria pada umumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kami menemukan bahwa endusan anjing bisa jadi salah satu cara untuk mendeteksi dini kasus malaria, khususnya yang tak memperlihatkan gejala apa pun," ujar salah seorang penulis studi, James Logan, dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, melansir AFP.

Peneliti menggunakan 175 kaus kaki sebagai sampel penelitian. Sebanyak 30 di antaranya merupakan kaus kaki milik anak positif malaria di Gambia. Sisanya, dimiliki oleh anak yang tidak terinfeksi.

Hasilnya, anjing mampu mengidentifikasi 70 persen dari sampel kaus kaki milik anak yang terinfeksi malaria. Selain itu, anjing juga mampu mengidentifikasi 90 persen sampel kaus kaki milik anak tak terinfeksi malaria.

Penelitian ini didorong oleh jumlah kasus malaria secara global yang terus meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut ada 216 juta kasus malaria pada 2016 lalu. Angka itu meningkat sekitar 5 miliar dari tahun sebelumnya.


"Mengkhawatirkan, progres kita untuk mengontrol malaria terhenti dalam beberapa tahun. Kita butuh inovasi anyar untuk melawan malaria," ujar Logan.

Malaria mengambil sekitar 445 ribu jiwa di dunia setiap tahunnya. Penyakit itu ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan hewan lain yang disebabkan oleh parasit protozoa.

Steve Lindsay, seorang profesor di Departemen Biosains Durham University mengatakan bahwa hasil penelitian tersebut menunjukkan keakuratan yang menakjubkan.

Kendati demikian, bukan berarti penelitian ini selesai begitu saja. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hasil yang telah didapatkan.

"Hasil penelitian ini bisa membantu mencegah penyebaran malaria," ujar Lindsay. (asr/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER