Jumlah Kunjungan Wisman ke Indonesia Menurun

Kemenpar | CNN Indonesia
Sabtu, 03 Nov 2018 19:34 WIB
Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia turun 1,93 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1,54 juta kunjungan.
Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia turun 1,93 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1,54 juta kunjungan. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --
Bencana yang melanda beberapa wilayah di Indonesia seperti Bali, NTB, Sulteng, NTT, Aceh, Sumbar, dan Banten membuat sektor pariwisata Indonesia terjepit. 

Mulai dari meletusnya Gunung Agung di Bali hingga gempa yang terjadi di beberapa wilayah seperti Nusa Tenggara Barat, Sulawesti Tengah, Nusa Tenggara Timur, Aceh, Sumatera Barat, dan Banten.

Belum lagi adanya kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang turut diberitakan oleh dunia. Hal ini membuat industri pariwisata menanggung beban yang cukup berat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Agustus hanya 1,51 juta kunjungan. Angkanya turun 1,93% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1,54 juta kunjungan.


Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan penurunan disebabkan adanya bencana gempa bumi di Lombok, NTB. kunjungan melalui bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Ngurah Rai, Bali pun dinatakan anjlok.

Total kunjungan wisman melalui jalur udara turun 5,71 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan tajam terjadi pada kunjungan melalui Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid yang hanya mencapai 4.308 kunjungan pada Agustus atau turun 69,18 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

"Penurunan terbesar kedua terjadi pada kunjungan melalui Bandara Internasional Ngurah Rai yang hanya mencapai 572,02 ribu kunjungan, atau turun 8,37 persen dibandingkan bulan sebelumnya," paparnya.


Kementerian Pariwisata juga memperkirakan Indonesia kehilangan 100 ribu wisman per bulannya dari Agustus hingga Desember 2018.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB sekaligus pemilik Hotel Praya Lombok, Hadi Faishal, mengatakan ia turut merasakan dampaknya.

"Saya merasakan, sangat berat, sekarang okupansi hotel masih di kisaran 30-35 persen saja," katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat, Lalu Mohammad Faozal, turut mengatakan gempa bumi beruntun yang melanda ukup menekan pariwisata NTB. Ekosistem pariwisata dengan industri yang bergerak di 3A (Amenitas, Akses, Amenitas) belum pulih.

Diperkirakan hanya ada 100 ribu wisman yang turun dari Lombok, Sumbawa saja dan sampai Desember 2019 average wisman sebanyak 500 ribu orang. Berdasarkan angka tersebut, hampir pasti proyeksi realisasi tahun ini adalah 16,5 juta wisman atau 97 persen dari target. Apalagi NTB adalah destinasi prioritas atau masuk dalam 10 Bali Baru dengan ikon Mandalika.

Faozal mengatkan walaupun daerah yang rusak parah ada di Lombok Timur dan Utara, tapi secara psikologis akan sangat mengganggu wisatawan untuk berlibur ke Lombok. Apalagi setelah bencana muncul travel advice dari beberapa negara.

"Gempa Lombok telah menyebabkan kerugian besar bagi pariwisata nasional, terutama daerah Lombok dan Bali. Banyak wisman membatalkan perjalanannya ke Lombok. Belum lagi travel advice yang dikeluarkan beberapa negara. Ini jelas sangat merugikan," jelasnya.

Ia mengungkapkan kini pariwisata NTB sedang dalam masa pemulihan. Namun ia tetap optimis bekerja sama dengan seluruh stakeholder akan membuat pariwisata NTB segera bangkit. Fokus utamanya mengarah ke penyampaian pesan kepada dunia bahwa NTB sudah aman dikunjungi, bahkan ditempati.

"Itu tugas kita bersama. Kita tidak bisa berlarut dalam kesedihan. Citra positif harus kita bangun sehingga Lombok kembali dikunjungi wisatawan seperti sedia kala. Meskipun itu bukan perkara mudah tetapi dengan dukungan seluruh stakeholder. Semoga pemulihan ini dapat dipercepat," ujarnya.
(mle/egp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER