Angkasa Pura II Terapkan Smart Digital Airport di 15 Bandara

Kemenpar | CNN Indonesia
Senin, 26 Nov 2018 20:39 WIB
Konsep Smart Digital Airport terus digulirkan sejak diterapkan pada 2016
Konsep Smart Digital Airport terus digulirkan sejak diterapkan pada 2016. (Foto: Dok Angkasa Pura II)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 15 bandara yang dikelola PT Angasa Pura II telah menerapkan Smart Digital Airport. Dukungan ini ditujukan untuk memudahkan mobilitas pengunjung bandara.

"Kami terus menyeimbangkan hard infrastructure dan soft infrastructure bandara-bandara di bawah naungan AP II. Soft infrastructure akan diperbaiki menyeluruh. Konsep Smart Digital Airport ini sudah menjadi kebutuhan. Jumlah penumpang dan traffic pesawat tinggi," ungkap Direktur Utama PT AP II Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulis, Senin (26/11).

Dengan menguatkan aspek soft infrastructure, lanjut dia, ada beberapa sasaran yang dibidik AP II, di antaranya secara meningkatkan pengalaman pengunjung bandara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Calon penumpang dinilai lebih nyaman menggunakan konsep melayani sendiri. Selain itu, soft infrastructure juga diharapkan dapat menaikkan efisiensi pembiayaan, termasuk melahirkan konsep baru berbasis digital.

"Melalui Smart Digital Airport, ada sumber revenue baru bagi AP II. Beragam proses dan aktivitas juga terhubung satu sama lain," terangnya.

Konsep Smart Digital Airport terus digulirkan sejak diterapkan pada 2016. Sasarannya tersebar dari sisi udara, pengelolaan operasional gedung terminal, hingga zona pendukung pergerakan penumpang.

Untuk platform yang ditawarkan ada tiga. AP II kini mengembangkan Indonesia Airport Apps. Aplikasi ini sudah diunduh 150 ribu pengguna dan ditargetkan 1 juta pada 2019 mendatang.

Ada juga platform operasi yang mengacu layanan dan komersial. AP II juga memiliki platform Airport Collaborative Decision Making yang melayani 15 pemangku kepentungan. Konsep ini mengakomodasi airport operator, air line operator, hingga pemegang otoritas bandara.

"Optimalisasi Smart Digital Airport ini terus dilakukan. Semuanya akan optimal dalam waktu dekat di semua bandara," katanya.

AP II juga tetap melanjutkan program revitalisasi bandara yang digulirkan di Bandara Soekarno Hatta, khususnya terminal 1 dan 2. Program revitalisasi terminal 1 sudah menaikkan kapasitas menjadi 23-24 juta penumpang, dari awalnya hanya 9 juta pada 1985. Sedangkan untuk terminal 2 Bandara Soekarno Hatta kini berkapasitas 17-18 juta penumpang, yang mana pada 1992 kapasitasnya hanya 9 Juta.

Selain itu AP II juga mengalokasikan anggaran Rp 3,7 triliun, revitalisasi 2 terminal lengkap 6 sub terminal Bandara Soekarno Hatta, yang masing-masing mampu memberi slot 25 juta pada 2020.

"Pendekatan teknologi ini akan mengintegrasikan smart mobility, security, hingga energi terbarukan," ujarnya.


Dalam mendukung optimalisasi pendanaan, AP II juga menerbitkan obligasi senilai Rp3 triliun pada September lalu.

Kebijakan tersebut sebagai upaya perusahaan untuk menyiasati pembiayaan operasional hingga Rp100 triliun pada 2020. Sebab, jumlah bandara yang dikelola AP II membengkak menjadi 19 hingga 20 bandara pada 2019.

"AP II harus menyikapi pembiayaan, apalagi tahun depan ada penambahan empat pengelolaan bandara. Pembiayaan menjadi isu yang sangat penting. Untuk itu, menerbitkan obligasi menjadi cara untuk meringankan pembiayaan," jelasnya.

Sementara itu Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pengembangan konsep Smart Digital Airport pada seluruh bandara di bawah AP II menjadi sinyal positif pariwisata.

"Penerapan Smart Digital Airport di banyak bandara sangat dibutuhkan. Sebab, para penumpang ini membutuhkan kemudahan sistem karena mereka memakai konsep digital juga. Yang jelas, penerapan Smart Digital Airport akan memudahkan mobilisasi wisatawan," tuturnya. (mid/asa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER