Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata atau Kemenpar sudah menyiapkan Festival Wonderful Indonesia yang akan menggebrak dua Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di NTT, tepatnya di PLBN Motaain dan PLBN Wini. Target utamanya adalah kunjungan wisatawan asal Timor Leste.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani, perbatasan selalu menghasilkan ledakan wisman dari negara tetangga.
"Ada dua PLBN yang kita pilih dengan empat kegiatan sekaligus. Tujuannya untuk mendukung salah satu program prioritas pemerintah sektor pariwisata, yaitu capaian 17 juta wisman," ujar Ni Wayan Giri Adnyani dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan di PLBN Motaain, Kabupaten Belu digelar 30 November hingga 1 Desember, dilanjutkan pada 6-7 Desember mendatang. Sementara di PLBN Wini, Kabupaten Timur Tengah Utara, dilaksanakan 3-4 Desember, dan dilanjutkan 10-11 Desember 2018.
Kegiatannya beragam mulai pasar murah, kuliner, panggung hiburan dan perlombaan yang akan diikuti anak-anak sekolah tingkat SD, SMP dan SMA.
Di PLBN Motaain akan diadakan beberapa lomba, seperti lomba tari, lomba tari Tebe Kreasi, lomba paduan suara. Untuk yang di PLBN Wini juga tidak kalah seru, ada lomba karaoke, lomba Tari Tobelo dan Tari Tebe.
Bukan tanpa alasan PLBN dipilih sebagai lokasi acara Festival Wonderful Indonesia. Pintu masuk wisman itu dinilai merupakan bagian dari Nawacita Presiden Joko Widodo yaitu membangun dari daerah terluar.
Selain itu, Kemenpar juga melihat layanan imigrasi dan bea cukai yang baik terhadap wisatawan dari Timor Leste masuk ke Indonesia.
"Keberadaan PLBN Motaain dan layanannya yang baik sangat penting dalam mengembangkan wisata perbatasan," ujar Giri Adnyani yang diamini Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kemenpar Ricky Fauziyani.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, kini infrastruktur di perbatasan sudah sangat ciamik. Mulai dari pintu, jalanan, hingga amenitasnya. Oleh karena itu Kemenpar terus mengembangkan pariwisata perbatasan yang saat ini memberikan kontribusi sebesar 18 persen wisman ke Indonesia.
"Presiden Joko Widodo menekankan pembangunan di perbatasan, karena memang perbatasan adalah wajah Indonesia. Kami bakal terus tingkatkan budaya dan atraksi di perbatasan, agar wisatawan nyaman datang ke Indonesia," kata Arief.
Arief juga menambahkan, pariwisata perbatasan atau border tourism jumlahnya sangat besar di dunia. Ia mencontohkan negara-negara di Eropa yang jumlah kunjungan wisatawannya besar karena ditunjang dengan
border tourism.
Seperti Prancis, yang setiap tahunnya mencapai 80 juta atau Spanyol yang mencapai 85 juta wisatawan. Begitu juga dengan negara-negara kecil di Eropa yang memiliki jumlah wisatawan mencapai 10 juta karena ditopang oleh wisatawan perbatasan
(border tourism) yang baik.
"Pariwisata perbatasan saat ini yang berjalan baru ada di Kepri (Kepulauan Riau) dan berhasil. Tapi kenapa hanya di Kepri? Padahal kita punya banyak titik sentuh dengan negara lain seperti di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan di NTT, khususnya di Belu atau Atambua ini," ujar Arief.
Khusus di NTT, Arief melihat dengan adanya PLBN Motaain yang begitu baik maka faktor aksesibilitas sudah tidak ada kendala. Namun yang perlu didorong adalah menghadirkan atraksi agar dapat menarik minat wisatawan, khususnya wisatawan dari Timor Leste.
(mle/egp)