
Perempuan Harus 'Bijaksana' Menjaga Tubuh Hindari Pelecehan
CNN Indonesia | Selasa, 04/12/2018 11:45 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Cara perempuan berpakaian kerap disalahkan dalam banyak kasus kekerasan mulai dari pelecehan hingga pemerkosaan. Busana yang minim dan ketat jadi kambing hitam syahwat yang tak bisa dikendalikan pria.
Lantas, benarkah perempuan sepenuhnya bersalah karena tak berpakaian dengan baik?
Di saat bersamaan, banyak kampanye menyuarakan perempuan untuk bebas berpakaian dan berhak atas tubuhnya sendiri. Lontaran-lontaran mereka menyebut bahwa kesalahan justru terletak pada pelaku yang tak bisa mengontrol nafsu dan perilakunya.
Namun, merumuskan siapa yang salah dalam perkara tersebut tak semudah membalikkan piring. Lebih jauh, pakar justru menyebut jika kesalahan terletak pada kedua belah pihak. Ditambah faktor budaya, yang juga sedikit banyak menyumbang pengaruh terhadap kekerasan pada perempuan.
Budaya patriarki yang berkembang di sebagian besar wilayah Indonesia membuat keadaan perempuan berada di bawah pria.
"Cara pandang itu membuat perempuan cenderung terpojok dan sering kali disalahkan, karena sudah tertanam di alam bawah sadar masyarakat yang menganut budaya patriarki," ujar pengamat sosial budaya Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Rabu (28/11).
Urusan berpakaian misalnya, kondisi masyarakat Indonesia yang beragam membuat penerimaan busana perempuan pun turut berbeda. Devie menyebut, perkara pakaian bisa jadi bukan isu besar di daerah perkotaan yang sudah terbuka. Namun, di beberapa daerah yang masih konservatif, cara berpakaian tentu jadi perhatian.
Dengan pemikiran yang beragam ini, kata Devie, perempuan perlu bijaksana dalam memutuskan cara berpakaian untuk menjaga keselamatan diri. Meski disebut berhak atas tubuhnya sendiri, tapi perempuan juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan keamanan dirinya dan tidak mengundang ancaman.
"Perlu kebijaksanaan perempuan dalam berpakaian sesuai konteks di mana mereka berada untuk menghindari ancaman kekerasan. Bukan hanya soal pelecehan atau pemerkosaan, tapi juga kejahatan lain seperti pencurian," tutur Devie.
Tingkat Pendidikan Rendah
Banyak hal yang berpengaruh terhadap maraknya kekerasan seksual pada perempuan. Tak cuma urusan syahwat pria yang tak bisa dikontrol dan perempuan yang kurang 'bertanggung jawab' atas tubuhnya, tapi juga tingkat pendidikan rendah di masyarakat.
Devie menyebut, masyarakat yang berpengetahuan akan menunjukkan rasa hormat dan saling melindungi, bukan justru menampilkan kekerasan.
"Tentu saja pengetahuan memengaruhi cara orang berperilaku. Pendidikan yang baik berpeluang lebih tinggi untuk berperilaku sesuai etika," ujar Devie.
Peran pendidikan dari orang tua dan sekolah dinilai penting untuk meningkatkan pemahaman tentang etika dan cara berperilaku di tengah masyarakat. (ptj/asr)
Lantas, benarkah perempuan sepenuhnya bersalah karena tak berpakaian dengan baik?
Di saat bersamaan, banyak kampanye menyuarakan perempuan untuk bebas berpakaian dan berhak atas tubuhnya sendiri. Lontaran-lontaran mereka menyebut bahwa kesalahan justru terletak pada pelaku yang tak bisa mengontrol nafsu dan perilakunya.
Namun, merumuskan siapa yang salah dalam perkara tersebut tak semudah membalikkan piring. Lebih jauh, pakar justru menyebut jika kesalahan terletak pada kedua belah pihak. Ditambah faktor budaya, yang juga sedikit banyak menyumbang pengaruh terhadap kekerasan pada perempuan.
Budaya patriarki yang berkembang di sebagian besar wilayah Indonesia membuat keadaan perempuan berada di bawah pria.
"Cara pandang itu membuat perempuan cenderung terpojok dan sering kali disalahkan, karena sudah tertanam di alam bawah sadar masyarakat yang menganut budaya patriarki," ujar pengamat sosial budaya Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Rabu (28/11).
Urusan berpakaian misalnya, kondisi masyarakat Indonesia yang beragam membuat penerimaan busana perempuan pun turut berbeda. Devie menyebut, perkara pakaian bisa jadi bukan isu besar di daerah perkotaan yang sudah terbuka. Namun, di beberapa daerah yang masih konservatif, cara berpakaian tentu jadi perhatian.
Dengan pemikiran yang beragam ini, kata Devie, perempuan perlu bijaksana dalam memutuskan cara berpakaian untuk menjaga keselamatan diri. Meski disebut berhak atas tubuhnya sendiri, tapi perempuan juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan keamanan dirinya dan tidak mengundang ancaman.
"Perlu kebijaksanaan perempuan dalam berpakaian sesuai konteks di mana mereka berada untuk menghindari ancaman kekerasan. Bukan hanya soal pelecehan atau pemerkosaan, tapi juga kejahatan lain seperti pencurian," tutur Devie.
Tingkat Pendidikan Rendah
Banyak hal yang berpengaruh terhadap maraknya kekerasan seksual pada perempuan. Tak cuma urusan syahwat pria yang tak bisa dikontrol dan perempuan yang kurang 'bertanggung jawab' atas tubuhnya, tapi juga tingkat pendidikan rendah di masyarakat.
Devie menyebut, masyarakat yang berpengetahuan akan menunjukkan rasa hormat dan saling melindungi, bukan justru menampilkan kekerasan.
"Tentu saja pengetahuan memengaruhi cara orang berperilaku. Pendidikan yang baik berpeluang lebih tinggi untuk berperilaku sesuai etika," ujar Devie.
Peran pendidikan dari orang tua dan sekolah dinilai penting untuk meningkatkan pemahaman tentang etika dan cara berperilaku di tengah masyarakat. (ptj/asr)
ARTIKEL TERKAIT

INFOGRAFIS: Kekerasan Terhadap Perempuan dalam Angka
Gaya Hidup 1 tahun yang lalu
Mengikis 'Gunung Es' Kasus Kekerasan Perempuan Indonesia
Gaya Hidup 1 tahun yang lalu
Agar Terhindar dari Pelecehan Seksual
Gaya Hidup 1 tahun yang lalu
Cek Ponsel Setiap 7 Menit, Perempuan Sulit Jauh dari Medsos
Gaya Hidup 1 tahun yang lalu
Yang Harus Dilakukan Saat Alami Pelecehan Seksual
Gaya Hidup 1 tahun yang lalu
BACA JUGA

629 Gadis Pakistan Dijual sebagai Pengantin ke China
Internasional • 07 December 2019 05:07
Mantan Staf Mengaku Dilecehkan, Anwar Ibrahim Membantah
Internasional • 05 December 2019 19:38
Oprah Garap Dokumenter Pelecehan Seksual di Industri Musik
Hiburan • 06 December 2019 04:00
Direktur Museum Mundur Usai Pamerkan Seni Perempuan Telanjang
Internasional • 03 December 2019 12:20
TERPOPULER

Kisah Pasangan 14 Tahun Menikah Tanpa Penetrasi Seksual
Gaya Hidup • 3 jam yang lalu
Disfungsi Seksual Wanita, Tak Nikmat saat Bercinta
Gaya Hidup 4 jam yang lalu
Vaginismus, Saat Tubuh Tak 'Diizinkan' untuk Bercinta
Gaya Hidup 1 jam yang lalu