Hadapi Cuaca Dingin dengan Baju Berpenghangat

CNN Indonesia
Senin, 10 Des 2018 10:02 WIB
Sebuah perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat merancang pakaian berpenghangat menggunakan baterai yang bisa diisi ulang.
Ilustrasi baju hangat (Pixabay/jarmoluk)
Jakarta, CNN Indonesia -- Musim hujan dan cuaca dingin mulai menyelimuti sebagian besar wilayah Indonesia. Beberapa negara di dunia seperti Eropa juga bakal memasuki musim dingin. Bersiaplah menghadapi cuaca dingin ini dengan baju berpenghangat.

Heater atau penghangat biasanya diletakkan di dalam ruangan untuk menjaga suhu udara tetap hangat di tengah cuaca yang dingin.

Kali ini, teknologi terbaru membuat heater bisa digunakan di dalam pakaian. Penghangat ini bisa diletakkan di mantel, rompi, baju dingin, dan bahkan kaus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hasilnya, Anda dapat berjalan kemana saja menerjang udara dingin dengan radiator pemanas di tubuh. Sebuah perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat baru saja merancang penghangat di pakaian ini dengan menggunakan baterai yang bisa diisi ulang.

Dilansir dari Metro.co.uk, baterai baju penghangat ini bisa digunakan selama delapan jam. Penghangat ini tersebar di seluruh bagian pakaian mulai dari bagian dada kiri dan kanan, serta bagian punggung.

Baju ini memiliki empat tingkatan panas yang bisa di pilih yakni nyaman, rendah, medium, dan tinggi. Baju ini terbuat dari bahan fleece, anti-angin, dan anti-air.

[Gambas:Instagram]

Meski khusus dibuat untuk cuaca dingin, baju ini tetap bisa digunakan saat hari sedang panas dengan mematikan fitur penghangat.

Hanya saja, untuk mendapatkan baju berpenghangat ini, Anda harus rela mengeluarkan uang yang cukup besar. Dikutip dari Amazon, sebuah jaket berpenghangat dari ORORO ini dihargai 162 poundsterling atau Rp3 juta. (ptj/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER