Jakarta, CNN Indonesia -- Dari
eye shadow hingga alas bedak, deretan
makeup pria menjadi tawaran anyar bagi
industri kecantikan. Permintaan kosmetik mengalami peningkatan di kalangan pria, terutama
Asia.
Sederet produk
makeup pria itu ditelurkan oleh sederet merek ternama. Mulai dari Pola Orbis asal Jepang hingga Chanel asal Prancis.
"Kami tidak berharap penjualan tiba-tiba melonjak, kami hanya mencoba menciptakan budaya baru," ujar Akira Gogo, Direktur Utama Acro, anak perusahaan Pola Orbis, melansir
Reuters. Acro sendiri telah meluncurkan sederet
makeup pria pada September lalu yang mencakup alas bedak untuk 15 warna kulit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korea Selatan adalah ceruk utamanya. Di Negeri Ginseng, mewabahnya budaya K-Pop menghadirkan ide tentang pria-pria lucu dan menggemaskan.
Pria-pria ini tengah menjadi resimen anyar bagi dunia kecantikan. Sederhana saja, mereka mencari tekstur khusus yang pas untuk menutupi pori-pori wajah.
Tengok saja Lee Ho-June (28), yang terbiasa menggunakan pelembap berwarna untuk wajahnya dan getol mengunjungi toko kecantikan yang khusus menjual
makeup pria.
"Sebelum ini, bagi saya, masuk ke toko kosmetik itu memalukan. Tapi sekarang saya memasuki toko kosmetik tanpa ragu-ragu," ujar Ho-June.
Meski belum terlalu banyak, tapi kebanyakan perusahaan kosmetik ini membuat produk-produk sederhana untuk
makeup pria.
L'Oreal, misalnya, yang menampilkan model pria untuk pertama kalinya dalam kampanye iklan produk alas bedak pada 2016 lalu. Begitu pula dengan Estee Lauder, yang baru-baru ini meluncurkan alas bedak warna yang dimaksudkan untuk meniru efek filter foto.
Ada pula Chanel yang meluncurkan alas bedak,
lip balm, dan pensil alis bernuansa abu untuk pria.
"Kami yakin bahwa menargetkan kebutuhan khusus pria dalam industri ini merupakan inovasi nyata," tulis Chanel.
Di Korea Selatan, tingkat belanja produk perawatan pria tengah mengalami peningkatan dibandingkan negara-negara lain, dengan konsumen lebih dari 10 kali lipat dari Amerika Serikat atau Prancis.
Dalam kurun waktu Januari hingga Agustus 2018, situs belanja daring terbesar Korea Selatan, Gmarket, mencatat lonjakan 130 persen dari tahun sebelumnya pada penjualan kosmetik pria, termasuk maskara dan
lip tint.
"Tekanan untuk terlihat sangat muda begitu kuat di Korea Selatan. Dalam pekerjaan, Anda harus terlihat seperti berusia 20 tahun, tapi memiliki pengalaman 30an," ujar pengamat tren kecantikan, Michael Nolte. "Ini juga merupakan budaya Korsel, membuat pria terlihat tampan dan menggemaskan."
Sementara JD.com, perusahaan
e-commerce nomor dua di China, mengatakan bahwa jumlah konsumen pria yang membeli
makeup dalam 17 hari pertama pada periode penjualan khusus Juni 2018 melonjak 61 persen dari tahun sebelumnya.
"Ini benar-benar mulai berubah," ujar TreeTree Wu (26), seorang
beauty blogger khusus pria yang memiliki 270 ribu pengikut di
platform Weibo.
Makeup, kata Wu, tak cuma digunakan oleh pesohor-pesohor industri K-Pop, tapi juga pria lain pada umumnya. "Banyak pria muda menggunakan
makeup. Orang biasa, siswa, dan mereka pandai melukis alis mereka."
(asr)