Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Swedia memastikan tak ada kasus
Ebola yang ditemukan masuk ke negaranya. Kepastian ini didapat setelah sebelumnya terdapat seorang pasien yang diduga terkena Ebola dinyatakan negatif mengidap
virus menular itu.Pasien pria itu sebelumnya dilaporkan mengalami gejala-gejala serupa dengan Ebola. Dia lalu dilarikan ke sebuah rumah sakit di Uppsala yang berjarak 70 kilometer arah utara dari Stockholm, ibu kota Swedia.
"Pria muda yang memiliki gejala (Ebola), tidak menderita Ebola. Itulah yang ditunjukkan oleh hasil tes," kata perwakilan otoritas kesehatan di Uppsala, dikutip dari
AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang identitas lengkapnya tak disebutkan itu tinggal di Swedia. Dia baru saja kembali dari Burundi, negara di Afrika Timur, tiga pekan lalu. Serangkaian gejala Ebola itu muncul pertama kali pada Jumat (4/1) pekan lalu. Dia langsung dibawa ke rumah sakit.
"Dia datang pagi tadi. Dia muntah darah dan memiliki tinja yang berdarah," kata direktur medis wilayah Uppsala, Mikael Kohler, kepada
AFP.
Swedia memiliki satu unit isolasi khusus untuk mengobati pasien dengan penyakit menular seperti Ebola. Unit isolasi itu terletak di rumah sakit di Linkoping University yang berjarak 200 kilometer arah barat daya Stockholm.
Ebola merupakan demam berdarah yang menyebar dengan cepat melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi. Penyakit ini menyebabkan pendarahan internal dan berpotensi kematian.
Muntah dan tinja berdarah merupakan salah satu gejala Ebola. Penderita Ebola juga memiliki gejala lain seperti nyeri pada dada, perut, otot, dan sendi. Muncul pula dehidrasi, demam, kehilangan selera makan, kelelahan, dan panas dingin.
Wabah Ebola pertama kali muncul di Kongo dan meluas ke negara Afrika lainnya sejak 1976. Hingga saat ini, tercatat Ebola sudah 10 kali mewabah di Kongo.
(ptj/asr)