Jakarta, CNN Indonesia --
Steak bukanlah makanan baru dan unik di Amerika. Namun tiap
restoran umumnya punya resep dan trik tersendiri untuk membuat steak spesialnya.
Tak terkecuali dengan restoran APL di Los Angeles. Restoran ini menawarkan olahan steak dengan daging yang sudah diawetkan selama setahun (
aging)
Chef sekaligus pemilik restoran, Adam Perry Lang menerapkan teknik
'dry-aging' untuk menjaga daging tetap aman dikonsumsi dan memiliki rasa yang unik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa yang saya ingin lakukan dengan restoran, khususnya dengan program penyimpanan kering (
dry-age) adalah untuk menawarkan LA aneka ragam olahan daging sapi," katanya dikutip dari
Los Angeles Times.Dalam proses
dry aging ini, daging disimpan dalam lemari pendingin selama 380 hari. Suhu diatur sedemikian rupa sehingga enzim alami dan proses biokimia tetap bisa berjalan Hasilnya daging bisa semakin lembut plus punya rasa yang unik.
Lang mendeskripsikan aroma daging yang sudah tersimpan seperti foie gras alias hati angsa yang kerap jadi bahan masakan Prancis. Untuk rasa, Lang mendeskripsikan rasa daging seperti jamur truffle. Namun ia cukup berhati-hati dalam melukiskan rasa karena ini bisa mendatangkan ekspektasi konsumen.
"Daging sapi bertransformasi dan berganti menjadi sesuatu yang berbeda yang saya sebut 'perpanjangan' umami. Ini hampir seperti anggur yang berubah jadi kismis. Sesuatu sudah terkonsentrasi, lebih padat, tetapi Anda bisa bilang rasanya tak seperti anggur," ujar Lang.
Untuk menyantap steak berusia setahun ini, konsumen harus merogoh kocek sebesar US$150 atau sekitar Rp2,1 juta per porsinya.
(els/chs)