Jakarta, CNN Indonesia -- Memasuki bulan
Ramadan, umat Islam harus beradaptasi dengan penyesuaian waktu makan. Utamanya, bagi
ibu menyusui yang membutuhkan asupan demi air susu ibu
(ASI) buat si buah hati.
"Kalau [bayi] masih bergantung dengan ASI, terutama saat masih memberikan ASI eksklusif, ibu harus berhati-hati," ujar ahli gizi Rumah Sakit Pondok Indah, dr Juwalita Surapsari di Senayan City, Jakarta, akhir April lalu.
Beberapa penelitian pernah membahas dampak puasa terhadap ibu menyusui. Pada 2006, riset menyebut bahwa puasa Ramadan tidak berpengaruh pada komposisi makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) ASI serta pertumbuhan bayi. Namun, kandungan
zync, magnesium, dan kalium dilaporkan menurun. Temuan serupa pun dilaporkan dalam riset berbeda pada 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat hal tersebut, ibu menyusui tetap harus memperhatikan kecukupan gizi selama berpuasa. Lita mengingatkan, asupan cairan ibu menyusui lebih banyak daripada ibu hamil.
Pada ibu hamil, asupan cairan normal (sekitar 2 liter) ditambah 300 mililiter. Sedangkan ibu menyusui asupan cairan normal ditambah sebanyak 650-800 mililiter.
Seperti ibu hamil, kalori pun perlu ditambah. Pada enam bulan pertama menyusui, penambahan sebanyak 330 kalori diperlukan. Sementara pada enam bulan berikutnya, diperlukan adanya penambahan 400 kalori.
"Pilihan makanan untuk menambah kalori ada banyak, atau kalau berpuasa bisa dicek dulu makanan yang dikonsumsi jumlah kalorinya berapa," kata Lita.
Selama berpuasa, sebaiknya ibu menyusui waspada terhadap tanda-tanda bahaya. Tanda bahaya ini seperti jumlah ASI menurun, rasa haus berlebihan, jarang buang air kecil atau urine berwarna gelap, sakit kepala atau demam, mual, dan muntah.
Selain itu, ibu juga perlu waspada terhadap tanda yang muncul pada bayi. Produksi ASI kemungkinan turun ketika bayi yang disusui terus rewel serta buang air kecil berkurang.
"Bayi biasanya akan tenang saat dia merasa kenyang. Kalau rewel, artinya dia lapar, ASI tidak cukup (kuantitas atau kualitasnya)," jelas Lita.
Jika menemukan tanda-tanda yang disebutkan di atas, ibu perlu mempertimbangkan untuk membatalkan puasa.
[Gambas:Video CNN] (els/asr)