Ahli Kulit: Antibiotik Amoxicillin Tak Tepat untuk Jerawat

CNN Indonesia
Senin, 24 Jun 2019 14:36 WIB
Penggunaan antibiotik jenis Amoxicillin untuk mengobati jerawat sempat viral di media sosial. Amankah pengobatan tersebut?
Ilustrasi (Foto: Istockphoto/Sasha_Suzi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penggunaan antibiotik jenis Amoxicillin untuk mengobati jerawat yang membandel kini tengah viral di media sosial. Banyak netizen menggunakan Amoxicillin dan menyebut obat itu ampuh menghilangkan jerawat.

Namun, spesialis kulit dermatovenereology Johan Kartayana menilai, penggunaan antibiotik Amoxicillin tidak tepat untuk jerawat.

Amoxicillin merupakan jenis antibiotik golongan penisilin dengan spektrum sedang untuk mengatasi berbagai jenis infeksi bakteri. Umumnya digunakan untuk infeksi pada saluran pernapasan, saluran kemih, telinga, dan beberapa persoalan pada kulit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, untuk mengatasi jerawat, Amoxicillin bukanlah pilihan.

"Kami tidak pernah menyarankan atau memberikan Amoxicillin untuk jerawat. Antibiotik untuk kasus ini, lini pertamanya adalah Doxycicilin dan Clindamycin. Penggunaannya pun juga harus berdasarkan resep dan pengawasan dokter," kata Dokter Johan kepada CNNIndonesia.com, Senin (24/6).

Johan menjelaskan, biasanya dokter akan memberikan antibiotik berdasarkan kasus jerawat yang ditemukan. Misalnya, kasus jerawat yang dominan berbintil dan berisi nanah akan diberikan antibiotik untuk obat oral dan tambahan berupa obat oles untuk pemakaian luar.

Dokter sebelumnya juga akan menanyakan apakah pasien memiliki alergi antibiotik atau tidak. Penggunaan antibiotik ini harus di bawah pengawasan dokter. Obat ini mesti dikonsumsi secara rutin dan teratur serta harus dikontrol untuk melihat perubahan yang terjadi.

Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan indikasi dan diagnosis dapat berisiko menimbulkan kerugian untuk tubuh. Risiko paling utama adalah resistansi terhadap bakteri.

"Penggunaan yang tidak sesuai bisa menyebabkan resistansi sehingga bakteri kebal obat. Karena memang indikasinya kurang tepat untuk kasus jerawat, yang dirugikan malah pasien," ungkap Johan yang praktik di The Clinic Beautylosophy Kelapa Gading, Jakarta ini.

Johan pun menyarankan agar masyarakat berhati-hati menerima informasi di media sosial yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Penggunaan obat yang tidak sesuai justru akan berdapat pada pasien.

"Zaman sekarang harus hati-hati karena bisa iritasi dan malah lebih rusak. Kerugiannya ada pada pasien," ujar Johan.

[Gambas:Video CNN] (ptj/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER