Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) optimistis industri pariwisata Indonesia dapat menjadi penyumbang devisa nomor satu atau melampaui pencapaian kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang selama ini terbesar.
"Kalau devisa pariwisata dapat mencapai US$20 miliar (sekitar Rp282 triliun), artinya pariwisata menjadi penghasil devisa nomer satu, menggeser CPO," kata Kepala Bidang Aksesibilitas Kementerian Pariwisata, Agus Setiawan, seperti yang dikutip dari Antara pada Rabu (3/7).
Menurut dia, perkembangan industri pariwisata dapat memberikan dampak ekonomi ke sektor lainnya, mulai dari transportasi, tempat wisata, hotel, restoran, hingga UMKM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertumbuhan pariwisata akan linear dengan industri lainnya," lanjutnya.
Ia mengemukakan bahwa beberapa hal yang dilakukan pemerintah untuk menggenjot industri pariwisata salah satunya menerapkan menerapkan konsep 3A yaitu aksesibilitas, atraksi, dan amenitas.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga ingin agar sumber daya manusia (SDM) di sektor pariwisata diperkuat, sehingga mereka dapat berkompetisi dalam industri pariwisata global.
"Kunci dalam grand strategi pariwisata era industri 4.0 adalah SDM, dan ini sebagaimana program yang ditetapkan Presiden Jokowi tahun ini yakni fokus pada SDM," kata Menpar Arief Yahya dalam Rakornas II Pariwisata di Kantor Kemenpar Jakarta, Kamis (4/7).
Rakornas II membahas 3 tema penting dalam Digital Tourism 4.0 yakni; Curriculum & Delivery Method for Digital Tourism dengan bahasan antara lain; Digital Competence Framework: Best Practice, Digital Curriculum Framework, dan Delivery Method; serta Training WIDI Champion 4; dan Rencana Implementasi Training WIDI Champion 4.
Acara tersebut menghadirkan sejumlah narasumber dari dalam negeri dan mancanegara antara lain Yuswohady dan Priyantono Rudito, PhD (Advisor to MoT); Wawan Dhemanto (SBM ITB/Tim Penyusunan Kurikulum Digital); Dr. Elidjen (Binus University/Knowledge Management & Innovation Director); Indrawan Nugroho (Corporate Innovation Asia); dan Rukhsana (Expert/Deloitte Digital Philipine).
Dari penyelenggaraan Rakornas II tersebut diharapkan bisa dihasilkan masukan untuk menentukan arah kebijakan dan strategi pengembangan SDM pariwisata dalam jangka pendek dan menengah.
Di sisi lain bisa dilakukan penerapan program transformasi SDM pariwisata pada 5 unsur pentahelix (akademisi, industri, pemerintah, komunitas, dan media) untuk menuju industri pariwisata berkelas dunia.
Chief Executive Officer (CEO) Airy, Danny Handoko mengatakan Airy akan memberikan pelatihan kepada 4.000 tenaga kerja bidang perhotelan di bawah naungannya melalui program Airy Community dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Sepanjang 2019, Airy akan menjalankan rangkaian pelatihan, terutama aspek 'housekeeping' dan 'front office', dengan target hingga 4.000 karyawan mitra," ujarnya.
(antara/ard)