SURAT DARI RANTAU

Bersosialisasi di Rusia Tanpa Kehadiran Vodka

Albert Muhammad | CNN Indonesia
Minggu, 04 Agu 2019 17:01 WIB
Meskipun dikenal sebagai minuman khas Rusia, Vodka bukan satu-satunya cara untuk bersosialisasi.
Ilustrasi. (Istockphoto/efesenko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak lengkap rasanya jika bicara soal Rusia tanpa membahas vodka, minuman khas di Negeri Beruang Merah ini.

Minuman beralkohol dengan kadar yang cukup tinggi ini disuling dari gandum yang difermentasi. Namun vodka tidak berwarna apapun bahkan cenderung bening, sehingga vodka sering menjadi bahan dasar dari sejumlah minuman cocktail populer di bar.

Namun tidak benar jika vodka adalah medium utama untuk bersosialisasi di Rusia, karena saya sendiri tetap bisa bersosialisasi dengan baik selama nyaris enam tahun meskipun tidak menenggak alkohol.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saya tiba di Moscow pada September 2013, untuk melanjutkan jenjang pendidikan magister selama dua tahun.



Bisa dibilang menempuh pendidikan di Rusia adalah mimpi yang menjelma jadi kenyataan. Karena sebagai seorang warga asal Sragen, saya hanya sanggup berbekal mimpi untuk bersekolah di luar negeri.

Untuk menempuh pendidikan di Rusia, calon peserta didik dari negara asing diwajibkan menjalankan program persiapan bahasa Rusia selama dua semester. Hal ini disebabkan 90 persen materi kuliahnya menggunakan bahasa Rusia.

Sebagai 'pewaris utama' Uni Soviet, Rusia jelas memiliki semuanya. Mulai dari gedung-gedungnya, lambang komunis di setiap gedung pemerintahan, hingga jalur kereta terpanjang di dunia yakni Trans Siberian, yang menyambungkan daratan Rusia dari Moscow hingga Vladivostok, sejauh 10 ribu km.



Menyinggung soal biaya hidup, hal ini sangat subjektif. Karena setiap orang pasti berbeda, tergantung gaya hidupnya masing-masing.

Ada mahasiswa yang bisa bertahan dengan biaya yang tidak mencapai Rp2 juta per bulan, namun ada juga yang melebihi Rp10 juta per bulan.

Tentunya Rusia menyediakan berbagai macam pilihan tergantung dari kemampuan finansial seseorang, mulai dari yang 'mepet' hingga berfoya-foya layaknya miliarder Rusia yang bertebaran.

Meski Rusia memiliki cukup banyak miliarder kelas dunia, namun perilakunya tetap tidak berlebihan. Roman Abramovich, si pemilik klub bola Chelsea adalah salah satu contohnya.



Tahun lalu, Rusia menjadi tuan rumah Piala Dunia. Hal ini jelas membawa perubahan bagi negara ini, namun pasca pesta akbar tersebut banyak fasilitas yang masih terawat.

Mulai dari lokasi piala dunia, maupun fasilitas pendukung, seperti kamar kecil, peta, atau nama jalan berbahasa Inggris. Namun tak sedikit juga fasilitas yang sudah dibersihkan setelah perhelatan paling akbar tersebut 

[Gambas:Video CNN]


---
Surat dari Rantau adalah rubrik terbaru di CNNIndonesia.com. Rubrik ini berupa "curahan hati" dari WNI yang sedang menetap di luar negeri. Bisa mengenai kisah keseharian, pengalaman wisata, sampai pandangan atas isu sosial yang sedang terjadi di negara yang ditinggali. Tulisan yang dikirim minimal 1.000 kata dan dilengkapi minimal tiga foto berkualitas baik yang berhubungan dengan cerita. Jika Anda ingin mengirimkan cerita, sila hubungi surel berikut: [email protected] / [email protected] / [email protected]



(agr/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER