Jakarta, CNN Indonesia -- Selangkah lagi, ilmuwan akan menemukan obat penangkal
Ebola di Kongo.
Obat yang telah melalui uji klinis itu diklaim ampuh meningkatkan kelangsungan dan harapan hidup pasien.
Eksperimen pertama terhadap obat ERGN-EB3 dan mAb114 itu dilakukan pada akhir November 2018.
"Keduanya menjadi obat pertama yang ditemukan secara signifikan dapat menekan angka kematian akibat Ebola," ujar Direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease, Anthony Fauci, melansir
AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uji coba dilakukan terhadap 499 pasien Ebola. Dalam kelompok yang diuji coba, angka kematian ditemukan menurun sebanyak 29 persen dengan REGN-EB3 dan 34 persen dengan mAb114.
REGN-EB3 dan mAb114 merupakan obat antibodi yang mengikat glikoprotein pada virus Ebola. Obat penangkal Ebola Kongo ini juga memiliki kemampuan untuk melawan kemampuan virus menginfeksi sel-sel tubuh lainnya.
Kemampuan REGN-EB3 dan mAb114 dalam melawan virus Ebola ini memberikan pilihan baru bagi pengobatan yang lebih ampuh.
Setelah tahap ini dilakukan, analisis data terakhir akan dilakukan pada akhir September atau awal Oktober.
Lebih dari 1.800 orang tewas akibat Ebola yang mewabah di Republik Demokratik Kongo sejak Agustus 2018.
Ebola merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan melalui hewan. Virus akan terus menyebar di antara manusia melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lain pada orang yang terinfeksi.
"Uji coba ini menunjukkan bahwa Anda dapat menekan angka kematian akibat Ebola," ujar Fauci.
Kendati selangkah lagi obat penangkal Ebola Kongo ini ditemukan, bukan berarti pencegahan bisa diabaikan. "Cara terbaik untuk mengakhiri wabah adalah dengan vaksin yang baik," kata Fauci.
[Gambas:Video CNN] (asr/asr)