Jakarta, CNN Indonesia -- Larangan merokok di dalam ruangan sudah resmi diterapkan di
Montenegro, terhitung sejak Rabu (14/8).
Hal ini menjadi terobosan baru mengingat Montenegro merupakan negara di kawasan Balkan yang jumlah perokoknya paling tinggi di benua Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Kroasia dan Makedonia Utara telah terlebih dahulu menerapkan peraturan seperti ini, dan berjalan mulus.
Mengutip AFP, Kamis (15/8), satu dari tiga pria dewasa di Montenegro, yang jumlah penduduknya hanya 650 ribu jiwa, adalah perokok.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan Montenegro, sekitar 400 penduduk Montenegro didiagnosa mengidap kanker paru-paru setiap tahunnya.
Peraturan baru ini akan diterapkan di seluruh area publik yang berada di dalam ruangan seperti restoran dan kafe.
Sebelumnya dua tempat ini merupakan area yang bebas untuk merokok, kini satu-satunya tempat yang mendapat pengecualian adalah kasino atau tempat berjudi.
Bagi siapa saja yang melanggar, denda sebesar US$560 (sekitar Rp7,9 juta) sampai US$22,3 ribu (sekitar Rp318 juta) siap untuk menguras isi rekening.
Hal ini membuat beberapa cafe di Podgorica, menerbitkan peringatan untuk para pengunjungnya hingga mengenyahkan kehadiran asbak.
Namun pelarangan ini tidak berjalan mulus tanpa kritik, karena pengecualian kasino.
"Peraturan ini terasa munafik jika alasannya adalah kesehatan, karena kenyataannya kasino masih mendapat pengecualian," ujar salah seorang pengunjung di kafe, Dusan.
Montenegro telah mengadopsi undang-undang anti tembakau sejak tahun 20014, tapi tidak kunjung diterapkan.
Pada tahun 2012 Pemerintah Montenegro telah menerapkan peraturan terkait larangan merokok di dalam kafe dan restoran, dengan cara memungut pajak bagi tempat yang mengizinkan pengunjungnya merokok.
Sayangnya peraturan ini lagi-lagi tidak berjalan dengan efektif.
[Gambas:Video CNN] (agr)