Waspadai 5 Masalah Penyebab Nafsu Makan Melonjak

CNN Indonesia
Senin, 16 Sep 2019 15:20 WIB
Lapar adalah kondisi tubuh yang wajar dialami setiap orang. Setiap tubuh merasa lapar, makan atau ngemil jadi satu-satunya cara untuk mengenyangkan tubuh.
Lapar adalah kondisi tubuh yang wajar dialami setiap orang. Setiap tubuh merasa lapar, makan atau ngemil jadi satu-satunya cara untuk mengenyangkan tubuh. (Istockphoto/SolStock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lapar adalah kondisi tubuh yang wajar dialami setiap orang.

Setiap tubuh merasa lapar, makan atau ngemil jadi satu-satunya cara untuk mengenyangkan tubuh.

Asupan makanan akan menjadi kalori atau sumber energi. Volume kalori biasanya disesuaikan dengan jenis kelamin, aktivitas, tinggi dan berat badan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Normalnya, nafsu makan meningkat setelah berolahraga atau melakukan banyak aktivitas fisik. Namun di luar kedua hal ini, ada yang patut Anda waspadai. Nafsu makan meningkat bisa karena stres, kurang tidur, tanda penyakit, konsumsi alkohol dan kekurangan nutrisi penting.

1. Terlalu stres

Stres berlebih bisa meningkatkan nafsu makan. Melansir dari Healthline, saat stres kadar hormon kortisol naik. Hormon ini berkontribusi pada rasa lapar dan keinginan untuk terus mencari makanan. Hal ini yang kemudian menjawab pertanyaan kenapa saat stres, orang cenderung ingin makan lebih banyak.


Sebuah riset yang terbit pada 2001, sebanyak 59 wanita yang mengalami stres mengonsumsi lebih banyak kalori sepanjang hari. Riset pun menemukan wanita lebih banyak makan makanan manis daripada wanita yang tidak stres.

2. Kurang tidur

Setelah beraktivitas seharian, tubuh perlu tidur untuk mengembalikan stamina juga kesempatan tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak. Tidur rupanya juga salah satu faktor untuk mengontrol nafsu makan.

Saat tidur, tubuh mengatur grelin, hormon yang menstimulasi nafsu makan. Kurang tidur bisa meningkatkan kadar grelin sehingga nafsu makan bisa meningkat saat kurang tidur.

3. Tanda penyakit

Anda perlu waspada saat nafsu makan meningkat karena bisa saja itu merupakan tanda penyakit kronis. Diabetes melitus memiliki gejala nafsu makan berlebih atau polifagia.

Saat tubuh memiliki kadar gula tinggi, glukosa pada darah tidak bisa masuk ke sel akibat kekurangan insulin atau kondisi resistensi insulin. Tubuh pun tidak bisa mengubah makanan menjadi energi. Tubuh yang kekurangan energi memberikan sinyal lapar agar diberi asupan.

Polifagia tak hanya terjadi pada diabetes, tetapi juga penyakit lain seperti, hipoglikemia, depresi, gangguan pola makan, gangguan hormon tiroid dan kondisi medis langka misalnya, sindrom Kleine-Levin.


4. Konsumsi alkohol

Alkohol bisa menstimulasi nafsu makan. Studi menunjukkan alkohol bisa menghalangi hormon yang menurunkan nafsu makan atau leptin apalagi jika dikonsumsi jelang makan. Tak mengherankan jika Anda terus merasa lapar setelah mengonsumsi alkohol.

Selain itu, alkohol pun mengganggu bagian otak yang mengontrol pengambilan keputusan dan kendali diri. Ini membuat nafsu makan berlebih tak peduli seberapa kenyang Anda.

ilustrasi makanFoto: karriezhu/Pixabay
ilustrasi makan


5. Kekurangan nutrisi penting

Nafsu makan meningkat bisa berarti Anda kekurangan asupan nutrisi penting seperti protein, serat, dan lemak. Protein bekerja dengan meningkatkan produksi hormon yang memberi sinyal kenyang dan menurunkan hormon yang menstimulasi lapar.

Meski kerap dianggap jahat, lemak juga berperan penting buat tubuh. Lemak membuat makanan 'transit' beberapa waktu di pencernaan sehingga makanan bertahan di perut dan menimbulkan rasa kenyang agak lama.

Seperti halnya lemak, serat pun membuat perut terasa kenyang lebih lama. Serat ada dua jenis, serat larut air dan serat tidak larut air. Jika ingin kenyang lebih lama, pilih serat tidak larut air atau soluble fiber. (els/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER