Jakarta, CNN Indonesia --
Kehamilan dengan risiko tinggi bukan berarti tak bisa melahirkan
bayi yang sehat. Buah hati tetap dapat lahir dan
tumbuh dengan sehat melalui sejumlah cara dan penanganan yang tepat.
Dokter spesialis kandungan dan kebidanan, Ali Sungkat menjelaskan, kehamilan ini dialami sejumlah wanita dengan kriteria tertentu. Kehamilan dengan sederet risiko ini dapat terjadi pada ibu dengan penyakit penyerta atau penyakit tertentu yang telah diidap sebelum masa kehamilan seperti asma, kelainan paru, masalah jantung, dan gangguan autoimun.
Risiko juga bisa muncul pada ibu yang mengalami kondisi tertentu saat kehamilan seperti pre-eklamsia, eklamsia, infeksi, dan ancaman persalinan prematur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, seorang ibu yang pernah menjalani prosedur operasi juga berisiko mengalami kehamilan ini. Hamil di atas usia 35 tahun juga tergolong berisiko.
"Kehamilan ini dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak bila tidak ditangani dengan baik. Perkembangan janin bisa tidak sempurna, berat janin kurang, kelahiran prematur, atau kematian ibu," ujar Ali dalam bincang media di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi kehamilan risiko tinggi. Pertama, calon ibu perlu memeriksakan kondisi kesehatan sebelum merencanakan kehamilan. Cara ini, kata Ali, utamanya perlu dilakukan oleh seorang calon ibu dengan penyakit penyerta.
"Persiapkan lah kehamilan dengan memeriksakan kondisi," ujar Ali.
 Ilustrasi. Calon ibu perlu memeriksakan kondisi kesehatan sebelum merencakan kehamilan untuk menghindari sejumlah risiko. (REUTERS/Josue Decavele) |
Dengan pemeriksaan dini, dokter bakal memberikan obat maupun nutrisi yang dapat menunjang kehamilan. Periksa juga kondisi gizi dan nutrisi sebelum hamil. Hal ini bertujuan untuk menambah asupan gizi yang kurang saat masa kehamilan.
Kedua, memenuhi nutrisi makro dan mikro sebelum dan saat kehamilan. Ali menyebut, nutrisi mikro dan makro merupakan faktor penting untuk pemenuhan gizi ibu dan anak pada setiap fase kehamilan mulai dari prakehamilan, trimester satu, dua, dan tiga, serta menyusui.
"Seribu hari pertama kehidupan, termasuk 270 hari di dalam kandungan merupakan masa penting yang akan mempengaruhi kondisi kesehatan anak di masa depan," papar Ali menjelaskan.
Beberapa asupan nutrisi penting itu di antaranya protein, karbohidrat, lemak, kalsium, zat besi, vitamin A, D, B1, asam folat, dan iodine.
Ali menyarankan agar ibu hamil dapat memilih makanan dengan bijak seperti menghindari garam karena dapat meningkatkan tekanan darah. Ibu hamil juga disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan seperti buah dan sayuran serta memenuhi keperluan protein.
Menurut Ali, dengan menjaga asupan nutrisi yang baik, kondisi kehamilan berisiko tinggi dapat dilalui dengan sehat.
[Gambas:Video CNN] (ptj/asr)