Jakarta, CNN Indonesia -- Berbagai cara dicoba untuk membuat
daging alternatif. Setelah sukses dengan daging berbahan nabati, kini ilmuwan mencoba membuat daging alternatif dari udara.
Sebuah perusahaan
start-up berbasis di California, Amerika Serikat, Air Protein, mengembangkan daging yang terbuat dari udara. Daging dari udara ini dibuat dengan menggunakan teknik transformasi karbon untuk membuat protein dan menyerupai daging.
Teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan sains berkelanjutan Kiverdi ini terinspirasi dari konsep siklus karbon
loop tertutup NASA. Siklus itu mengubah karbon dioksida yang diembuskan oleh para astronot menjadi protein selama menjalani misi di luar angkasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses mengubah karbon menjadi protein ini disebut hanya berlangsung dalam hitungan jam saja. Proses ini dibuat dalam tangki fermentasi yang berisi karbon dioksida dan berbagai nutrisi.
Hasil akhir dari proses ini adalah zat dengan profil asam amino, sama seperti protein daging yang dapat digunakan dalam burger, pasta, sereal, dan minuman.
Menurut Kiverdi, teknologi ini menggunakan 10 ribu kali lebih sedikit tanah dan 2.000 kali lebih sedikit air dibandingkan proses pertanian pada umumnya.
Daging berbasis udara juga bebas dari pestisida, herbisida, hormon, atau antibiotik. Belum diketahui secara pasti bagaimana rasa daging dari udara ini. Rencananya daging dari udara ini mulai bisa dinikmati tahun depan.
Daging alternatif sangat dibutuhkan untuk menjaga pangan global. Pertumbuhan populasi membuat petani perlu meningkatkan pangan sebanyak 70 persen, sedangkan pertambahan tanah hanya 5 persen.
"Kita perlu memproduksi lebih banyak makanan dengan mengurangi ketergantungan pada sumber daya tanah dan air. Daging berbasis udara mengatasi masalah sumber daya ini dan banyak lagi." kata CEO Air Protein Lisa Dyson dalam sebuah pernyataan, dikutip dari
Metro.Menurut Barclays, hingga saat ini, jumlah daging alternatif baru mencapai 1 persen dari keseluruhan industri daging global. Angka ini diprediksi naik pada 2029 menjadi 10 persen.
[Gambas:Video CNN] (ptj/asr)