Jakarta, CNN Indonesia --
Virus corona mewabah di Wuhan, China dan menyebar ke sejumlah negara di dunia. Masyarakat Wuhan dan orang yang terinfeksi diminta untuk mengenakan masker sebagai bentuk pencegahan. Penerbangan terakhir dari Wuhan juga dipenuhi dengan orang bermasker, bahkan sampai awak pesawat juga memakai masker.
Di Gedung BRI 2 yang kemarin dihebohkan oleh adanya dugaan karyawan Huawei terkena virus corona - namun ternyata radang tenggorokan - juga diberikan masker sebagai upaya pencegahan penyebaran.
Namun seberapa efektif masker khususnya masker warna-warni yang dikenal sebagai masker bedah, masker biasa (simple mask), atau masker ojek ini, untuk mencegah penyebaran virus corona?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan menjelaskan masker dianjurkan untuk dipakai oleh orang yang memiliki gejala atau penyakit batuk dan pilek termasuk karena virus corona yang saat ini mewabah.
"Sebetulnya bukan hanya untuk corona, tapi untuk semua orang yang sedang batuk pilek dianjurkan memakai masker," kata Erlina kepada CNNIndonesia.com, Jumat (24/12).
"Yang sakit yang memakai masker."
Senada dengan Erlina, dokter spesialis paru Fathiyah Isbaniah mengungkapkan bahwa masker dipakai untuk orang yang sakit dan juga petugas kesehatan yang berhubungan langsung.
Erlina mengatakan semua jenis masker dapat dipakai oleh orang yang memiliki gejala tersebut. Tujuannya untuk mencegah percikan-percikan yang mengandung virus dari batuk atau bersin lepas ke udara begitu saja. Pasalnya penyakit-penyakit tersebut menular ke orang lain melalui udara (air borne).
Cairan inilah yang dapat menyebarkan virus ke orang lain yang sehat ketika terhirup atau tersentuh ke mata, hidung, mulut, atau permukaan kulit.
Berdasarkan temuan WHO, virus corona dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
"Jadi, sebenarnya tujuannya agar orang batuk tidak menyebarkan ke udara bebas," ujar Erlina.
Sedangkan bagi orang sehat, masker tidak perlu dipakai jika tidak berhubungan langsung dengan orang sakit. Hanya saja, penggunaannya akan membantu mengurangi risiko penularan. Sedangkan untuk pekerja rumah sakit, dianjurkan untuk memakai masker N95. Masker N95 ini memiliki filtrasi yang lebih mumpuni dibanding masker biasa.
"Yang lebih efektif memang N95 karena bisa menyaring partikel kecil. Tapi, kalau orang sehat untuk menurunkan risiko cukup dengan masker biasa saja," ucap Fathiyah.
Studi mengenai efektivitas masker mencegah penyebaran virus juga menunjukkan hasil yang beragam. Dikutip dari Express, ahli dari University of London David Carrington menyebut masker tidak efektif menangkal virus karena tidak memiliki filter. Namun, memakai masker membantu menurunkan risiko tertular virus karena percikan bersin atau batuk.
 Foto: Istockphoto/ Jun efektifkah masker untuk cegah virus corona? |
Satu hal yang harus diingat adalah masker harus langsung dibuang agar tidak menular ke orang kain, alias sekali pakai. Masker tak boleh dipakai berulang kali karena virus akan bertumpuk di dalamnya. Fathiyah mengatakan salah satu waktu tepat untuk mengganti masker adalah saat masker sudah terasa basah.
"Jika masker sudah basah maka harus diganti. Maskernya dibuang ke tempat khusus."
Sebagai bentuk pencegahan penularan virus corona, Erlina menyarankan orang sehat untuk menghindari kontak dengan orang sakit, menjaga kebersihan, melaksanakan perilaku hidup bersih, mencuci tangan, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi.
(ptj/chs)