Menimbang Prioritas Utama Pencegahan Virus Corona

CNN Indonesia
Selasa, 11 Feb 2020 19:42 WIB
Masker bukan prioritas utama pencegahan virus corona Wuhan. Sejumlah ahli menyebut bahwa masker hanya pelengkap tambahan untuk mencegah virus.
Ilustrasi. Masker tak menjadi prioritas utama pencegahan virus corona Wuhan. (CNN Indonesia/Khaira Ummah Junaedi Putri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Masker bedah dan masker N95 langka di pasaran sejak wabah virus corona Wuhan (2019-nCoV) mencuri perhatian dunia. Beberapa penjual bahkan menaikkan harga masker hingga berkali-kali lipat. Harga masker N95, misalnya, dapat mencapai lebih dari Rp1 juta per kotak di Pasar Pramuka, Jakarta.

Akibat riuh rendah informasi-informasi terbaru soal 2019-nCoV, banyak orang berbondong-bondong mencari masker. Padahal, untuk mencegah virus corona Wuhan dan virus influenza lainnya, masker bukanlah prioritas utama.

Sejumlah studi dan dokter beranggapan masker hanya pelengkap tambahan untuk mencegah virus. Prioritas utama adalah mencuci tangan dan meningkatkan daya tahan tubuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa tangan? Karena tangan merupakan media penularan infeksi paling sering," kata dokter spesialis paru sekaligus Ketua Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto dalam temu media Mundhipharma Indonesia di Jakarta pada pekan lalu.

Agus menjelaskan, tangan merupakan bagian tubuh yang paling sering bersentuhan dengan benda lain. Mulai dari bersalaman, memegang gagang pintu, hingga memegang kursi. Tangan pula yang jadi perantara menyentuh bagian tubuh seperti mulut, hidung, dan mata.

Temuan dari Komisi Kesehatan China mendapati virus corona banyak terdapat di gagang pintu. Seorang pasien positif corona yang selalu mengenakan masker terinfeksi virus ini setelah tangannya memegang gagang pintu lalu mengusap mulut, telinga, dan mata.

"Kalau tangan tidak bersih, virus bisa terhirup dan masuk dalam tubuh, oleh karena itu selalu cuci tangan sesuai standar WHO," ucap Agus.

Standar cuci tangan berdasarkan WHO adalah mencuci seluruh bagian mulai dari telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, ibu jari, dan kuku dengan minimal 20 detik menggunakan sabun dan air mengalir. Menggunakan hand sanitizer yang memiliki antiseptik juga dapat digunakan untuk menjaga kebersihan tangan.

Menurut Agus, sejumlah studi juga menunjukkan, mencuci tangan lebih penting ketimbang memakai masker. "Studi yang terbaru di Singapura menunjukkan nomor satu bukan masker, tapi membersihkan tangan sesering mungkin," ucap Agus.


Masker yang menutupi hidung dan mulut berfungsi untuk mencegah cairan atau droplet dari batuk dan bersin terhirup oleh tubuh. Masker disarankan tetap digunakan saat berada di keramaian seperti transportasi publik dan saat kontak dengan orang sakit. Orang sakit juga harus menggunakan masker untuk mencegah cairan batuk dan bersin terbang ke udara bebas.

Dokter spesialis paru, Erlina Burhan menyatakan, masyarakat cukup menggunakan masker bedah dan tidak perlu masker N95.

"Masker N95 bukan untuk masyarakat, cukup masker bedah yang berwarna hijau. Masker ini selalu dipakai dokter saat operasi atau tindakan bedah," kata Erlina.

Sementara masker N95 digunakan oleh petugas kesehatan yang berhubungan dengan pasien yang diisolasi. "Masker N95 itu ketat sekali, satu jam saja pengap dan membuat wajah berbekas," ujar Erlina.

Menimbang Prioritas Utama Pencegahan Virus CoronaInfografis wabah corona. (Foto: CNN Indonesia/Fajrian)

Senada Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Perlindungan Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto pun mengatakan masyarakat cukup memproteksi diri dengan masker bedah atau masker yang biasa dipakai dokter dan perawat di rumah sakit. Kata dia, tak perlu sampai memakai masker jenis N95.

Kendati ia juga tak bisa melarang, sebab pilihan tersebut merupakan hak masing-masing orang. Hanya saja ia menjelaskan masker tipe N95 kurang cocok digunakan masyarakat untuk aktivitas sehari-hari.

"Masker N95 itu bukan didesain untuk masker kesehatan, itu untuk laboratorium," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Perlindungan Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto di Jakarta, mengutip Antara, Selasa (11/2).

"Masker [bedah] tersebut sudah cukup memberikan perlindungan dari paparan virus mau pun bakteri asalkan pemakaiannya benar," tambah dia.


Yurianto melanjutkan, penggunaan masker N95 di ruangan dengan udara yang bersih justru membuat penggunanya lebih sulit bernapas. Ia menyebut masker N95 seharusnya digunakan oleh orang yang sedang batuk atau sakit agar virus dan bakteri yang keluar saat batuk atau bersin bisa tertahan di masker.

Selain pencegahan berupa cuci tangan dan memakai masker, meningkatkan daya tahan tubuh juga dinilai penting untuk melawan virus. Meningkatkan daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan makan makanan yang bergizi seimbang, istirahat yang cukup, dan berolahraga.

Erlina mengungkapkan, umumnya penyakit karena virus dapat dilawan dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat. "Kebanyakan pasien yang meninggal karena penyakit penyerta dan sistem imun yang lemah," jelas dia lagi.

[Gambas:Video CNN]

(ptj/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER