Jakarta, CNN Indonesia -- Hampir dua bulan belakangan infeksi
virus corona atau
COVID-19 masih jadi masalah
kesehatan besar di dunia. Penyakit menular yang muncul di Wuhan,
China pada Desember 2019 lalu ini telah menjalar di 83 negara lain.
Data sementara mencatat lebih dari 100 ribu orang terinfeksi dengan kematian menyentuh 3.800 jiwa, dan orang yang sembuh 60 ribu lebih.
Banjir informasi mengenai wabah corona ini mau tak mau punya andil mempengaruhi kesehatan mental sebagian orang. Berita yang berjejal mengenai corona seliweran baik melalui media massa ataupun media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di satu sisi, aliran informasi tersebut penting untuk membangun kewaspadaan dan bekal diri akan kabar terkini. Namun di sisi lain, tak jarang ada yang justru merasa cemas dan takut akan kondisi ini. Penting pula untuk menemukan mekanisme menghadapi ketakutan dan kecemasan. Langkah ini penting dilakukan untuk memastikan kesehatan mental dan mengelola rasa tersebut agar tak mengarah ke kepanikan.
1. Kebiasaan akses berita secara sehatKecemasan terkait kesehatan (
health anxiety) kadang terpenuhi dengan membaca dan mencari informasi baru. Sebagai contoh Anda mengalami gejala, tanda atau segala sesuatu yang membuat cemas, Anda langsung mencari informasi salah satunya dari mesin pencari (
search engine).
"Kecemasan akan kesehatan didorong dan ditandai dengan pengecekan informasi secara konstan. Batasi interupsi hari Anda dengan mematikan alarm dari aplikasi berita," kata Meg Arroll, psikolog, mengutip dari
Stylist.
Penting untuk tetap memperbarui informasi, tetapi perlu juga untuk memberikan jeda agar informasi yang sama dari beberapa sumber itu malah berjejal di kepala. Arroll menyarankan untuk memilih satu sumber informasi tepercaya.
"Batasi frekuensi pengecekan berita, dari sumber apapun, dalam sehari. Jika Anda seorang pemeriksa konstan, kurangi berapa kali Anda membaca berita secara bertahap dan catat tingkat kecemasan Anda sebelum dan sesudah Anda memeriksa berita tentang virus corona," jelas dia.
2. Atur perspektifStatistik terkait jumlah orang yang terinfeksi dan meninggal tampak menakutkan. Jika merasa cemas, sebaiknya menempatkan mereka ke dalam perspektif.
"Berita utama mungkin membuat kita percaya bahwa ini adalah kejadian bencana, tetapi melihat bukti secara objektif dapat membuat pikiran tenang. Meskipun ini adalah penyakit serius, saat ini angka kematiannya jauh di bawah influenza musiman," kata Arroll.
3. Praktik self careVirus corona saat ini jadi topik kesehatan global. Semua orang membicarakannya, pun semua media menulis tentangnya. Tugas Anda adalah memberikan diri waktu untuk memproses apa yang terjadi dan merasionalisasikan pikiran yang cemas. Cara yang bisa dilakukan adalah merawat diri sendiri atau
self care.
 Ilustrasi: Jika merasa sudah terlalu banyak, batasi frekuensi pengecekan berita atau sumber informasi. (Foto: KaboomPics) |
"Jika merasa sangat cemas, lakukan
self care dengan cara apapun yang dirasa berhasil semisal bertemu teman, jalan-jalan, mandi agak lama untuk menyegarkan pikiran," kata Arroll.
Saat rasa cemas mempengaruhi pekerjaan, Anda bisa meminta waktu untuk absen. Isi hari dengan hal baru atau pergi ke tempat baru.
4. Menelisik asal rasa cemasKecemasan seolah monster yang misterius. Luangkan waktu sejenak untuk memeriksa asal rasa cemas Anda misalnya cemas karena kondisi kesehatan atau manifestasi dari rasa khawatir akan berbagai hal.
"Adakah masalah yang ingin dihindari? Kadang ini mendorong rasa cemas dan hanya dengan melakukan sesuatu pada inti permasalahan sehingga kecemasan bisa diolah," jelas Arroll.
Kemudian apapun asal atau penyebab rasa cemas, sadari bahwa Anda perlu meminta pertolongan orang lain terutama tenaga profesional.
[Gambas:Video CNN] (els/nma)