Percobaan: Mencari Rumah Sakit untuk Tes Virus Corona

CNN Indonesia
Rabu, 18 Mar 2020 20:04 WIB
Ketika wabah corona membuat banyak orang panik, banyak orang yang ingin memeriksakan kesehatannya. Tapi bagaimana dan ke mana harus cek Covid-19?
Ketika wabah corona membuat banyak orang panik, banyak orang yang ingin memeriksakan kesehatannya. Tapi bagaimana dan ke mana harus cek Covid-19? (stockphoto/ipopba)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meningkatnya kasus virus corona di Indonesia membuat banyak orang panik. Berbagai imbauan soal gejala yang mungkin muncul dan juga beberapa kesempatan berkunjung ke luar negeri yang mungkin terdampak virus corona sebelumnya membuat banyak orang panik dan ingin memeriksakan diri.

Namun yang jadi pertanyaannya, siapa yang perlu atau wajib memeriksakan diri? Jawabannya adalah mereka yang pernah mengunjungi negara lain yang terdampak corona, atau pernah bersentuhan langsung atau pernah berada 1-2 meter dari suspect Covid-19.

Setelahnya Anda juga akan mengalami gejala lain seperti demam, sesak napas, batuk, pilek. Jika Anda memenuhi semua kriteria tersebut Anda seharusnya datang ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertanyaan kedua, rumah sakit mana yang harus didatangi?

Ketika seorang kawan di kantor dihitung-hitung baru kembali beberapa waktu lalu dari Jepang, salah satu negara yang terdampak virus corona cukup hebat. Selain itu ketika Menteri Perhubungan Budi Karya diberitakan positif COVID-19, rekan-rekan yang area kerjanya harus 'menempel' kepada menteri Budi pun akhirnya diperiksa untuk memastikan kesehatannya.


Saya dan beberapa rekan lainnya berbondong-bondong untuk melakukan tes ini ke rumah sakit. Hanya saja yang diprioritaskan bagi mereka yang berdekatkan dengan suspect COVID-19 dan memiliki penyakit bawaan dan sedang memiliki gejala.

Tapi harus ke mana? Ke rumah sakit rujukan corona atau ke rumah sakit biasa?

Foto: Istockphoto/amenic181


1. A di Rumah Sakit, Kemang

Setelah beberapa hari batuk sudah melanda beberapa hari. Imbauan kantor untuk mengecek kesehatan terkait wabah ini akhirnya membuat saya pergi ke rumah sakit di area Kemang. Pikir saya tak masalah cek ke rumah sakit mana pun, toh kalau pun ternyata ada masalah kesehatan lain pasti pihak rumah sakit akan memberi saran.

Di sana saya langsung mendaftar ke poli umum. Dokter pun langsung menanyakan keluhan saya, riwayat perjalanan.

"Jadi dok, di kantor saya ada yang ditetapkan status ODP dan kemudian saya diminta untuk dicek kesehatan. Nah karena saya sedang batuk pilek saya harus memastikan kondisi saya dan istri saya."

Dengan tenang, dokter pun bertanya apakah teman saya ini kontak dengan dengan orang positif atau riwayat perjalanannya. Setelah menceritakannya, dokter pun tak menolak memeriksa saya.

Stetoskop yang dingin pun menyentuh dada, dia meminta saya untuk menarik dan mengembuskan napas.

"Bersih kok paru-parunya," kata dokter sambil mengambil tongue depressor dan senter dan mengarahkannya ke mulut saya.

"Oh, ada radang ini. Tidak demam tidak?" tanyanya.

Saya pun menggeleng. Namun karena dahak saat batuk, dokter menganjurkan untuk inhalasi nebulizer. Dengan tenang dia pun menuliskan diagnosisnya, common cold.

"Kalau masih batuk sampai seminggu ke depan, kembali cek ya. kalau ke arah COVID-19 enggak ya. ini kan baru 4 harian," katanya.

Namun yang cukup menenangkan buat saya adalah ketika si dokter mengatakan bahwa berdekatan dengan ODP (orang dalam pengawasan) ini tak serta merta membuat sakit.

"Kalau pun kamu kontak sama ODP, musti dilihat lagi, ODPnya naik status lagi gak atau keadaanya memburuk tidak? Kalau iya baru km tes COVID."

Saya pun pulang dengan tenang.


2. B di Rumah Sakit, Kuningan
Ketika semua orang di kantor kebingungan mencari rumah sakit yang tepat untuk cek virus corona, saya akhirnya memutuskan untuk datang ke dokter langganan saya.

Ketika semuanya bingung apakah bisa cek di rumah sakit umum atau harus langsung ke rumah sakit rujukan, saya ogah pusing lagi dengan semua kebingungan yang ada.

Setelah menyampaikan semua 'kata kunci' untuk tes kesehatan, di rumah sakit di daerah kuningan, saya diarahkan ke poli umum karena harus cek tensi dan berat badan. Semuanya berjalan seperti cek kesehatan pada umumnya.

Ketika bertemu dengan dokter, saya pun bercerita kembali tentang dugaan ODP di kantor. Hanya saja saya juga bilang kalau saya tak punya gejala, hanya ingin cek risiko.

Dokter pun melakukan pemeriksaan terasuk suhu, detak jantung, perut, dan juga lidah.

Sembari tersenyum dan dengan tenang, dokter pun mengatakan tak ada masalah dengan kesehatan saya, namun saya harus menjaga pola makan.

"Suhu tubuh kamu juga normal tidak ada keluhan lainnya, jadi saya akan beri vitamin saja."

Rumah Sakit Rujukan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER