Jakarta, CNN Indonesia -- Penutupan
sekolah untuk mencegah penyebaran
infeksi virus corona (COVID-19) berdampak pada
kesehatan mental orang tua yang menurun drastis. Studi terbaru menunjukkan,
orang tua merasa
stres saat sekolah
anak ditutup.
Penelitian terbaru di Hong Kong menyurvei para orang tua mengenai
work from home dan penutupan sekolah yang membuat anak mesti belajar jarak jauh dari rumah. Survei dari lembaga nirlaba Hong Kong, Institute of Family Education ini melibatkan lebih dari 500 orang tua.
Hasilnya, 75 persen orang tua mengaku lebih dekat dengan anak-anak mereka selama penutupan sekolah sejak awal Februari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, di saat yang sama, 85 persen orang tua mengaku stres dan tidak senang dengan penutupan sekolah. Orang tua yang juga harus bekerja dari rumah memiliki tingkat stres tertinggi karena penutupan sekolah.
Orang tua merasa khawatir dengan perkembangan belajar anak. Sebanyak 69 persen orang tua setuju bahwa liburan sekolah di musim panas mendatang sebaiknya dibatalkan untuk mengejar ketertinggalan anak.
Menurut peneliti, Christopher Yu Wing-fai, orang tua merasa stres karena anak kesulitan dalam belajar secara daring (
online).
"Pengajaran daring sulit untuk sepenuhnya menggantikan instruksi secara langsung karena tidak dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan individu setiap siswa," ujar Wing-fai.
Tak hanya itu, lanjut Wing-fai, beberapa keluarga juga tak memiliki komputer. Anak hanya belajar menggunakan ponsel pintar milik orang tua untuk menonton kursus daring. "Mereka mungkin kehilangan beberapa detail di layar kecil," kata dia.
Wing-fai mengatakan, waktu yang lama di luar sekolah juga akan memengaruhi perkembangan keterampilan sosial pada anak.
Selain itu, Wing-fai juga menyarankan agar orang tua tak terlalu memikirkan tugas sekolah anak. Sebaiknya, ciptakan waktu yang berkualitas dengan menonton film atau kegiatan yang menyenangkan.
[Gambas:Video CNN] (ptj/asr)