Kongko di Bar, Tradisi Elit Kaum 'Donju' di Korea Utara

CNN Indonesia
Selasa, 21 Apr 2020 12:18 WIB
This photo taken on August 12, 2016 shows waitresses preparing jugs of beer before the opening of the Pyongyang Taedonggang Beer Festival on the banks of the Taedong river in Pyongyang. (Photo by Kim Won-Jin / AFP)
Suasana meriah Pyongyang Taedonggang Beer Festival di Pyongyang, Korea Utara, pada tahun 2016. (Kim Won-Jin / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tinggal di negara yang tertutup dari dunia luar bukan berarti tak bisa menikmati hidup, seperti halnya penduduk Korea Utara yang nyatanya masih punya tempat untuk menikmati bir.

Bir bersanding dengan soju sebagai minuman favorit penduduk Korea Utara. Namun, bir dianggap sebagai minuman donju alias kaum elit, karena harganya yang selangit dalam mata uang lokal.

Harga rata-rata segelas bir di negara yang dipimpin Kim Jong-un ini Rp50 ribu. Sepertinya bukan masalah bagi turis mancanegara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gareth Johnson, pemilik agen wisata Young Pioneer Tours yang menyediakan layanan tur ke Korea Utara, menulis di dalam blog-nya kalau negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un ini memiliki khazanah kuliner bir yang tidak kalah menarik dari Jerman.

Minum bir di Korea Utara menjadi salah satu impiannya sejak mendirikan agen wisatanya pada tahun 2008.

Ternyata ada banyak pabrik pembuat bir di sini. Penduduk di desa terpencil juga terbiasa membuat bir dari bahan tradisional, misalnya dari fermentasi jagung.

Bir kebanggaan nasional, Taedonggang Beer, bersanding dengan merek bir internasional, seperti Heinekken, Tiger, dan Erdinger.

Bir tersebut diproduksi oleh Taedonggang Foodstuff Factory, yang pada tahun 2016 sempat membuat heboh dunia karena mengklaim punya minuman alkohol yang tak bikin pusing keesokan hari bernama Koryo.

Dikutip dari NY Mag, Koryo disebut terbuat dari fermentasi beras dan ginseng.

Selain banyaknya pabrik bir, ada banyak bar di sini, mulai yang beroperasi di pinggir jalan sampai di hotel.

Namun karena harga menunya yang mahal, hanya donju dan turis mancanegara yang lebih sering datang.

Seorang penduduk Korea Utara menunggu pesanan makanan kaki lima bersama anjingnya di Pyongyang. (Ed JONES / AFP)

Johnson pertama kali menikmati bir Korea Utara di bar yang berada di dalam stasiun kereta Sinuiju. Dari sana setelah mendapat rekomendasi penduduk lokal, ia langsung menuju Rakwoon Beer Bar.

Rakwoon Beer Bar berada di dalam Mal Rakwon, tempat belanja yang menerima mata uang asing pertama dan terbesar di Korea Utara.

Di sini orang dapat membeli segala jenis barang konsumsi dari luar negeri.

Ada beragam bir yang disediakan di bar ini, mulai dari bir ikan sampai bir wasabi.

Sejak saat itu, tur wisata ke pabrik kecil pembuat bir dan kongko di bar - yang jumlahnya bisa dihitung jari, di Korea Utara masuk menjadi salah satu rangkaian perjalanannya untuk turis.

"Ya, Anda masih bisa minum bir di Korea Utara. Tapi jangan harap bisa mabuk-mabukan," tulisnya.

Pada Agustus 2016, Korea Utara pernah menggelar Festival Bir Pyongyang Taedonggang yang meriah.

Namun setahun setelahnya, festival itu tidak pernah diadakan lagi.

Koryo Tours, agen wisata dari China, mengatakan kalau alasan pemerintah membatalkan festival masih belum jelas, seperti yang dikutip dari NPR.

Padahal di festival itu, penduduk Korea Utara terlihat sangat bersukacita menikmati beragam bir dan kuliner khas yang disediakan.

[Gambas:Instagram]

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER