Turis Sepi, Kawanan Dugong Santai Berenang di Koh Libong

CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2020 10:37 WIB
Dugong calf in shallow water at Marsa Alam, Egypt. The dugong is a medium-sized marine mammal. It is one of four living species of the order Sirenia, which also includes three species of manatees. It is the only living representative of the once-diverse family Dugongidae; its closest modern relative, Steller's sea cow (Hydrodamalis gigas), was hunted to extinction in the 18th century. The dugong is the only strictly marine herbivorous mammal, as all species of manatee use fresh water to some degree.
Dugong, atau yang banyak menyebutnya duyung. (iStock/cinoby)
Jakarta, CNN Indonesia -- Foto udara menunjukkan lebih dari 30 duyung (dugong) sedang berenang dengan santai di lepas pantai kepulauan Thailand pada hari Rabu (22/4).

Industri pariwisata Thailand telah terpukul sejak datangnya virus corona, sehingga membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan setelah pandemi melumpuhkan perjalanan global.

Tetapi berkurangnya lalu lintas manusia telah membawa kebangkitan satwa liar di sepanjang garis pantai Negara Gajah, termasuk laporan minggu ini tentang rekor jumlah sarang penyu belimbing di pantai-pantai terpencil di negara itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gambar drone yang dirilis oleh Pusat Operasi Taman Laut Nasional menunjukkan kawanan dugong sedang berjemur di lepas pantai selatan pulau Koh Libong.

Mamalia laut yang bergerak lambat dan terkait erat dengan manatee ini diklasifikasikan sebagai spesies yang rentan.

Thailand tidak selalu menjadi tempat yang aman bagi satwa liar, dengan limbah plastik mencekik kehidupan laut dan polusi air dari lalu lintas perahu yang merusak habitat.

Tahun lalu, seekor bayi dugong yatim piatu ditemukan terdampar di sebuah pantai di selatan Thailand.

Penduduk Thailand amat menanti detik-detik penyelamatan bayi dugong yang dinamakan Marium itu.

Sayangnya, Marium tewas beberapa bulan kemudian karena infeksi yang diperburuk oleh serpihan sampah yang menempel di perutnya.

Kematiannya tersebut mendesak Thailand untuk segera mengurangi volume sampah di negaranya.

Dugong di Koh Libong

Sekitar 200 sampai 250 dugong tercatat hidup di perairan Thailand.

Dikutip dari CNN Travel, Koh Libong, salah satu kepulauan di Laut Andaman, disebut sebagai habitat alami mereka.

Perairan Koh Libong kaya akan rumput lamun, makanan utama dugong.

Dengan hanya segelintir resor dan nyaris tak ada pesta pora karena penduduk setempat sebagian besar Muslim, Koh Libong didatangi lebih sedikit wisatawan daripada pulau-pulau terdekatnya seperti Koh Lanta.

Naik skuter melintasi jalan setapak menuju salah satu pantai di utara pulau yang indah menjadi salah satu hiburan turis yang datang ke sini.

Di sepanjang jalan biawak dan kadal kadang terlihat.

Pemandangan di Koh Libong. (iStockphoto/aprott)

Ikatan batin

Bagi sebagian besar penduduk Koh Libong, dugong adalah bagian besar dari kehidupan mereka, jauh sebelum kehebohan Marium yang dipindahkan ke sini.

"Saat bermain di dekat pantai untuk mencari siput, kami juga bermain dengan dugong," kata Suwanee Jiemai sambil tersenyum, seorang manajer bisnis makanan laut yang mengenakan jilbab biru.

"Kami bermain dengan mereka, seperti mereka itu bayi."

Naluri ingin tahu dugong membuat mereka seakan menjalin ikatan batin dengan penduduk pulau.

Pesiar kapal sembari mengamati dugong menjadi salah satu kegiatan wisata di Koh Libong.

Saat perahu melintas, terkadang dugong muncul dan menyundul pelan bagian bawahnya.

"Terkadang dugong menabrak kapal saya," kata pencari kerang, Wit Jilao.

"Terkadang mereka menabrak saya saat berenang! Kami juga menamainya - salah satu bernama Laai [yang diterjemahkan menjadi 'Pola'] karena ia memiliki pola di sisinya.

"Ketika kami melihat mereka dalam kesulitan, kami membantunya, melepaskannya dari jaring atau membawanya kembali ke air ketika mereka terdampar. Kami merasa seperti mereka teman, dan semua orang di desa melindungi mereka. Kami merasakan ada ikatan antara manusa dan dugong di sini."

Larangan berburu

Dugong besar bisa memiliki berat lebih dari 300 kilogram. Mereka sering terdampar di Koh Libong saat air surut.

Warga setempat telah membentuk grup di aplikasi pengiriman pesan, di mana mereka melaporkan penampakan hewan laut yang terdampar ke satu sama lain, kemudian memobilisasi tim untuk melarungnya kembali ke laut.

Penduduk Koh Libong sempat punya tradisi makan dugong yang amat mudah diburu.

Menurut Jiemai, sejak 1992, ketika dugong dilindungi secara hukum, sebagian besar penduduk pulau tak lagi memburunya.

Mitos-mitos seperti air mata dugong bermanfaat untuk memberikan mantra cinta dan gigi mereka yang membawa keberuntungan, menjadi tak lagi menarik.

Namun pada tahun 2017, penjaga hutan menemukan mayat dugong yang diduga diambil bagian tubuhnya.

Beberapa penduduk mengelak tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa bagi mereka berburu dugong adalah tindakan kriminal.

Cara menuju Koh Libong

Dari Trang - kota daratan Thailand terdekat ke Koh Libong dengan bandara dan stasiun kereta api - naik taksi ke dermaga Hat Yao (40 menit, sekitar 550 baht melalui aplikasi Grab).

Di dermaga, naik feri longtail ke Koh Libong (25 menit, 40 baht), yang hanya berangkat setelah penumpang penuh.

Armada ini biasanya berangkat setiap satu hingga dua jam sekali, sepanjang jam 9 pagi sampai jam 4 malam.

Untuk menghindari menunggu lama, bisa menyewa longtail pribadi dari dermaga ke pulau (sekitar 550 baht).

[Gambas:Video CNN]

(afp/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER