Jakarta, CNN Indonesia -- Gerakan
menanam pohon tak hanya baik untuk mengurangi
perubahan iklim. Studi terbaru menunjukkan, menanam pohon dapat mencegah
kematian dini.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal
Lancet Planetary Health mendapati, daerah yang hijau memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan mental dan fisik, sehingga mengurangi risiko kematian prematur.
"Meskipun setiap kota memiliki karakteristiknya sendiri, penelitian ini memberikan contoh untuk semua kota di dunia: banyak kehidupan dapat diselamatkan dengan meningkatkan pohon dan menghijaukan lingkungan perkotaan, bahkan pada tingkat yang sederhana," terang koordinator penelitian Mark Nieuwenhuijsen, dikutip dari
CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi dari Barcelona Institute for Global Health (ISGlobal) itu dilakukan dengan mempelajari tiga skenario berbeda di Philadelphia, Amerika Serikat. Peneliti melihat keadaan kota dengan menggunakan citra udara dan satelit untuk mengetahui cakupan pohon, daun, cabang, dan batang dari atas.
Hasilnya, jika kota dapat meningkatkan ruang hijau sebesar 30 persen, maka dapat mencegah 403 kematian per tahun. Peningkatan ruang hijau sebesar lima persen dapat mengurangi 271 kematian dan 10 persen ruang hijau mengurangi sebesar 376 kematian. Upaya menanam pohon ini juga diperkirakan memberikan manfaat ekonomi US$4 miliar per tahun.
Studi ini menemukan bahwa pohon memiliki pengaruh yang nyata terhadap kesehatan dibandingkan penghijauan lain seperti rumput.
 Ilustrasi: Keberadaan pohon atau ruang terbuka hijau bisa mencegah risiko kematian per tahun di sebuah kota. (Foto: iStockphoto/bombuscreative) |
Pada tingkat individu, ruang hijau dapat membuat orang lebih mudah untuk berolahraga atau latihan fisik. Berada di ruang terbuka yang hijau juga mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
Temuan menarik lainnya adalah ruang terbuka hijau dapat mengurangi kejahatan dan kekerasan bersenjata di Philadelphia, kota terbesar kelima di AS.
"Satu hal yang kami tahu: Di daerah di mana orang berkumpul, ada lebih sedikit kekerasan senjata. Ada lebih banyak kohesi sosial, dan orang-orang mengaktifkan ruang publik," kata peneliti Michelle Kondo.
Hal ini didukung dengan teori broken windows yakni ruang yang tidak terawat dapat mendorong perilaku antisosial.
(ptj/nma)
[Gambas:Video CNN]