Pada Pasien Tertentu, Sakit Perut Bisa Jadi Gejala Corona

CNN Indonesia
Jumat, 15 Mei 2020 12:34 WIB
Warga berkonsultasi di Pos Pemantauan Virus Covid-19 RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020. Pos pemantauan tersebut dibuka untuk masyarakat yang ingin berkonsultasi apabila mengalami gejala terjangkit virus covid-19. CNNIndonesia/Safir Makki
Ilustrasi: Batuk atau gangguan pada saluran pernapasan dikenali sebagai gejala infeksi virus corona, namun selain itu ada gejala lain yang juga muncul seperti sakit perut dan diare. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Batuk atau gejala lain pada saluran pernapasan umumnya menjadi pertanda awal infeksi virus corona (Covid-19). Memang belum tentu gejala Covid-19 sepanjang belum dipastikan lewat serangkaian tes. Tapi pada pasien tertentu, ditemukan pula bahwa sakit perut bisa jadi bagian gejala corona. Termasuk juga, diare.

Dokter spesialis paru yang menangani pasien Covid-19, Erlang Samoedro mengaku sempat menjumpai pasien dengan diare. Kondisi tersebut menurut dia terjadi lantaran pada saluran pencernaan terdapat reseptor virus corona.

"Yang sering itu diare. Kalau diare, di dalam saluran cerna juga ada reseptor untuk corona sehingga manifestasinya bisa berupa diare, sakit perut juga sama," terang Erlang yang juga Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (15/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Virus corona SARS-CoV-2 memang diketahui menyerang sistem pernapasan, namun belakangan ditemukan juga menginfeksi bagian lain. Ketua Satgas Covid-19 Zubairi Djoerban menjelaskan, virus penyebab Covid-19 ini bukan saja menyerang paru-paru dan saluran pernapasan, melainkan juga organ tubuh lain.

"Ternyata virusnya juga, kadang-kadang, tidak selalu ditemukan di swap rectal [saluran pencernaan] atau lewat usus," kata ahli penyakit dalam tersebut.

Sejumlah studi pun menunjukkan virus corona dapat menginfeksi organ lain seperti jantung, hati, otak, ginjal juga usus. Temuan ini jadi alasan Covid-19 memunculkan gejala yang berbeda pada setiap orang.

Studi lain seperti dikutip Web MD, yang dilakukan terhadap 200 pasien di tiga rumah sakit di Hubei, China menemukan bahwa hampir 11 dari lima orang memiliki setidaknya satu gastrointestinal gejala. Bisa berupa diare, muntah, atau sakit perut. Karena itu 80 persen pasien tidak memiliki nafsu makan.

INFOGRAFIS AGAR TAK TERTULAR VIRUS CORONAFoto: CNN Indonesia/Fajrian


Berdasar analisis itu, penelitian menyebut bahwa gejala umum lain yang sering diabaikan adalah sakit perut. Gejala ini dapat juga diakibatkan penyakit lain seperti flu perut atau keracunan makanan.

Namun jika ternyata pasien terinfeksi virus corona, maka masalah gastrointestinal tadi bisa memperlambat pemulihan. Dan gejala-gejala gangguan pencernaan boleh jadi memburuk saat pasien sakit.

Sementara ahli epidemiologi penyakit menular, Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan sakit perut memang bisa saja dialami pasien Covid-19. Mengingat, kata dia, ada kemungkinan lendir dari saluran pernapasan itu tertelan dan terbawa ke saluran cerna.

"Itu sebenarnya mukosa kan kadang-kadang tertelan. Air liur dari pilek kalau tertular kan bisa menimbulkan sakit perut atau diare kalau nggak kuat. Tapi yang utama di saluran pernapasan tadi, jadi bisa saja lendir, mukosa atau riaknya tertelan dan masuk ke saluran pencernaan," tutur Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tersebut kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Jumat (15/5).


Karena itu menurut Tri Yunis, sakit perut bisa digolongkan sebagai gejala bawaan atau gejala tidak umum yang dialami pasien Covid-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat gejala yang paling umum dari infeksi virus corona (Covid-19) adalah demam, batuk kering, dan kelelahan. Sementara gejala lain yang tak umum dan dapat memengaruhi pasien di antaranya termasuk sakit dan nyeri, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan rasa atau bau, ruam pada kulit atau perubahan warna jari tangan atau kaki.

Disclaimer: penelitian ini masih membutuhkan kajian lebih lanjut dan mendalam sebelum bisa ditetapkan sebagai obat untuk mengatasi infeksi corona. WHO dan kemenkes hingga saat ini belum merekomendasikan obat tertentu untuk penyembuhan Covid-19.(Foto: CNN Indonesia/Timothy Loen)

[Gambas:Video CNN]

(nma)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER