Cara Aman Sungkem Kala Lebaran di Rumah Aja

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Minggu, 24 Mei 2020 06:17 WIB
Cawagub Jabar pasangan nomor urut dua Anton Charliyan melakukan sungkem kepada ibunda sebelum pencoblosan surat suara untuk Pilgub Jabar, di rumahnya, di Panglayungan, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (27/6). Pasangan Cagub Tb Hasanuddin, Anton Charliyan melakukan tradisi sungkem atau mencium kaki orang tua sebelum berangkat ke TPS. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/ama/18
Ilustrasi sungkem. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hari Raya Idul Fitri identik momen bermaaf-maafan yang biasanya dilakukan dari orang muda ke seseorang yang lebih tua dengan cara sungkem. Namun pada kondisi seperti sekarang masyarakat disarankan tidak melakukan hal itu kepada orang-orang di luar rumah.

Dokter Vania Tryanni, peserta pendidikan dokter spesialis ilmu penyakit dalam FKUI-RSCM, mengatakan, silaturahmi antarrumah atau antartetangga sangat tidak disarankan. Menurut dia ada potensi penularan penyakit saat itu dilakukan.

"Bayangkan kita bawa kuman dari luar, masuk ke rumah orang lain, lalu masuk ke rumah berikutnya," ujar Vania saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (22/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata Vania sungkem bisa dilakukan pada orang tua atau anggota keluarga dituakan yang tinggal serumah. Namun sebelum melakukan itu pastikan Anda dan dan seluruh anggota keluarga lain tidak menunjukkan gejala penyakit, kemudian terapkan cara-cara berikut.


1. Pastikan kebersihan tangan

Kebiasaan cuci tangan tidak boleh dilonggarkan meski saat melakukan tradisi sungkem. Jika posisi usai dari luar rumah, pastikan membersihkan tangan untuk menyingkirkan kuman. Ganti pakaian disarankan jika memungkinkan.

Sehari-hari, kata Vania, anggota keluarga biasanya beraktivitas bersamaan. Kondisi work from home (WFH) dan orang tua yang sudah tidak memiliki kegiatan di luar rumah membuat kemungkinan penularan kecil.

"Tapi proses sungkem kan kontak erat ya, posisinya, jadi sangat ada risiko terjadi penularan," imbuhnya.

2. Penggunaan hand sanitizer

Bila cuci tangan dirasa kurang praktis tak ada salahnya menggunakan hand sanitizer. Penggunaan hand sanitizer ini bisa diterapkan pada anak-anak yang biasanya buru-buru ini menyantap makanan usai sungkem.

"Setelah sungkem, bisa menggunakan hand sanitizer sebelum ke sungkem berikutnya," kata Vania.

Ini untuk memastikan tidak ada transfer kuman dari tangan ke tangan yang lain. Jadi tiap ada kontak, kata Vania, susul dengan penggunaan hand sanitizer.


3. Perhatikan etika batuk dan bersin

Penularan Covid-19 dikenal lewat tetesan cairan tubuh atau dropplet. Penting memperhatikan etika batuk dan bersin, Anda wajib menutup mulut dan hidung agar cairan batuk dan bersin tidak menyebar.

"Tutup mulut dan hidung dengan tisu, lalu tisu dibuang dan cuci tangan. Kalau terpaksa tidak ada tisu, bisa tutup dengan lengan bagian dalam," ujar Vania.

4. Tidak disarankan memakai sarung tangan

Sebagian orang menganggap memakai sarung tangan akan membuat mereka bebas virus, namun Vania berkata tidak akan memproteksi dari penularan.

"Kalau enggak cuci tangan tetap membawa kuman. Pakai sarung tangan, salam-salaman, malah menumpuk kuman," imbuhnya. (fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER