Ketentuan dan Niat Puasa Ganti Ramadan

CNN Indonesia
Jumat, 05 Jun 2020 06:49 WIB
ilustrasi puasa
Ilustrasi: Sebagian umat Islam yang berhalangan sehingga tak bisa melaksanakan puasa pada bulan Ramadan, bisa menggantinya di hari lain. (Foto: iStockphoto/sguler)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bulan Ramadan telah usai. Umat Islam rampung menjalankan ibadah puasa 30 hari penuh. Namun, bagi sejumlah orang yang berhalangan berpuasa pada bulan Ramadan, diwajibkan mengganti puasanya pada hari lain. Berikut ketentuan dan niat puasa ganti Ramadan.

Puasa ganti dikenal juga dengan puasa qadha. Setiap orang wajib mengganti puasa sejumlah hari yang ditinggalkan di bulan Ramadan. Puasa ganti memiliki sejumlah ketentuan.

Berikut ketentuan puasa ganti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


1. Hukum puasa ganti adalah wajib
Mengganti puasa Ramadan yang tertinggal, hukumnya adalah wajib bagi setiap Muslim. Artinya, puasa ganti ini bila dilakukan mendapat pahala dan bila ditinggalkan akan terhitung sebagai dosa.

2. Orang-orang yang wajib mengganti puasa
Berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 184 terdapat sejumlah orang yang wajib mengganti puasa yang ditinggalkan di bulan Ramadan.

Orang yang wajib mengganti puasa itu adalah orang yang sakit dan orang yang berada di perjalanan sehingga tak bisa berpuasa saat Ramadan.

"Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain," surat Al-Baqarah ayat 184.

ilustrasi puasaIlustrasi: Beberapa orang yang berhalangan seperti sedang sakit, dalam perjalanan, perempuan yang sedang haid, hamil, menyusui atau sedang nifas sehingga tak bisa melaksanakan puasa Ramadan maka bisa menggantinya pada hari lain. (Foto: iStockphoto/hayatikayhan)


Perempuan yang haid, hamil, nifas, dan menyusui juga wajib mengganti puasa mereka di hari lain.

3. Waktu mengganti puasa dan waktu yang dilarang
Waktu mengganti puasa Ramadan boleh dilakukan pada hari-hari lain setelah bulan Ramadan, yakni pada bulan Syawal hingga bulan Sya'ban atau sebelum Ramadan berikutnya. Beberapa mahzab menyebutkan harus mengganti puasa sebelum pertengahan bulan Sya'ban.

"Ada yang mengatakan harus mengganti atau meng-qadha hingga setengah bulan Sya'ban. Pendapat lain mengatakan boleh hingga akhir bulan Sya'ban. Bagi ustaz boleh hingga akhir bulan Sya'ban," kata ustaz Hilman Fauzi kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

Mengganti puasa tidak boleh dilakukan pada hari yang diharamkan untuk berpuasa yakni pada Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal dan Hari Raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah. Berpuasa juga haram dilakukan pada hari-hari tasyrik yakni 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.


4. Niat puasa ganti
Puasa ganti memiliki rukun dan syarat yang sama dengan puasa Ramadan.

Berikut niat puasa ganti.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an qadaa'I fardhi syahri Ramadhaana lillaahi ta'aalaa.

Artinya: Saya berniat mengganti (mengqadha) puasa bulan Ramadan karena Allah Ta'ala.

Niat puasa ganti sebaiknya juga diucapkan pada malam hari. Niat puasa qadha ini boleh diucapkan dalam bahasa Arab maupun latin. (ptj/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER