Jakarta, CNN Indonesia -- Kebiasaan makan di
rumah makan Padang diperkirakan jadi salah satu budaya yang berubah saat masa
new normal atau normal baru di tengah pandemi
Covid-19. Rumah makan Padang adalah salah satu rumah makan atau
restoran yang paling populer di seluruh Indonesia.
Untuk mencegah penyebaran virus corona, budaya yang melekat saat makan di rumah makan Padang mau tak mau mesti ditinggalkan untuk sementara waktu. Setidaknya hingga obat atau vaksin ditemukan dan pandemi Covid-19 berakhir.
Sebagaimana diketahui, RM Padang punya tradisi unik soal penyajian. Semua sajian makanan ditumpuk di tangan kiri pelayan lalu dihidangkan di meja di depan para pengunjung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap orang bebas memilih makanan apa saja yang diinginkan. Mulai dari makanan pokok atau sekadar kuah dari makanan tersebut. Makanan yang tak dimakan bakal dikembalikan ke dalam lemari makanan dan disajikan kembali pada tamu yang lain.
Budaya ini bukan sembarang kebiasaan saja. Ada filosofi tinggi di balik cara penyajian orang Minang itu.
Penyajian makanan yang ditumpuk hingga dua atau tiga tingkat yang membutuhkan keahlian tinggi itu bermakna kecepatan. Sebagai bentuk menghargai tamu, makanan mesti dihidangkan dengan cepat agar mereka tidak menunggu terlalu lama.
Menyajikan seluruh menu makanan di hadapan pengunjung juga punya filosofi yang tinggi. Dalam buku
Cita Rasa Nusantara karya William Wongso disebutkan bahwa kebiasaan ini menjadi cara untuk menunjukkan bahwa masyarakat Minang tidak mengenal perbedaan antara si kaya dan si miskin. Setiap orang disajikan makanan yang sama dan bebas melihat serta memilih yang diinginkan.
 Ilustrasi. Warga sedang menikmati sajian makanan di rumah makan Padang di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, dengan menerapkan konsep physical distancing di tengah pandemi Covid-19. (CNN Indonesia/Feybien Ramayanti) |
Kebiasaan lain yang juga ada di rumah makan adalah mencuci tangan dengan air dalam kobokan, lalu mengeringkannya dengan kain. Namun, pakar kuliner Profesor Murdijati Gardjito menyarankan untuk meninggalkan kebiasaan tersebut di masa pandemi.
"Banyak hal yang harus diubah," kata Murdijati kepada
CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Murdijati menyebut rumah makan Padang mesti beradaptasi dengan new normal. Pertama sekali, rumah makan Padang mesti menyajikan makanan yang hanya akan dimakan oleh pengunjung. Hal ini bertujuan untuk mengurangi paparan makanan dengan orang lain.
"Karena sangat berisiko kembali setelah dihidangkan untuk seseorang, lalu dihidangkan untuk orang lain," ucap Murdijati yang merupakan guru besar ilmu dan teknologi pangan Universitas Gajah Mada ini.
Rumah makan Padang juga diminta untuk mengganti kobokan dengan mencuci tangan di wastafel. Pasalnya, kobokan berpotensi jadi sarang virus dan bakteri. Berdasarkan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap orang mesti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik. Lap kain juga harus diganti dengan pengering yang lain.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com, sejumlah rumah makan Padang sudah mulai menerapkan protokol kesehatan baru di masa pandemi. Protokol kesehatan itu mau tak mau mengganti budaya yang sudah jadi tradisi turun temurun di rumah makan Padang.
Rumah Makan Sederhana Veteran di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, misalnya, menerapkan hanya makanan yang diminta oleh pengunjung saya yang bakal disajikan. Pelayan juga menggunakan masker dan
face shield. Tiap lauk juga ditutup dan dibungkus plastik kedap udara.
Tempat duduk para tamu pun juga diberi jarak mengikuti aturan
physical distancing.
(ptj/asr)
[Gambas:Video CNN]