Studi: Masker Jadi Cara Terbaik Menekan Penularan Covid-19

CNN Indonesia
Minggu, 14 Jun 2020 18:43 WIB
Simulasi new normal yang dilaksanakan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis, 4 Juni 2020. Menanggapi rencana berakhirnya PSBB dan dibukanya kembali sejumlah tempat wisata di Jakarta, TMII menyiapkan sejumlah protokol kesehatan lengkap bagi para pengunjung dan karyawan, diantaranya, wajib menggunakan masker, pengecekan suhu, menyiapkan klinik kesehatan di sejumlah titik, menyediakan tempat cuci tangan, dan membatasi jumlah pengunjung hingga 50%. CNN Indonesia/Bisma Septalisma
Ilustrasi: Studi terbaru mengungkap bahwa penggunaan masker merupakan cara paling efektif menekan penyebaran dan penularan virus corona. (Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Studi terbaru tim peneliti di Texas dan California menemukan bahwa penggunaan masker merupakan cara paling efektif mengurangi penyebaran virus corona. Penelitian baru yang diterbitkan di Proceedings of The National Academy of Sciences itu membandingkan tren tingkat infeksi Covid-19 di Italia dan New York sebelum dan setelah penerapan kebijakan wajib pakai masker.

Para peneliti menghitung bahwa pemakaian masker bisa mencegah lebih dari 78 ribu orang di Italia terinfeksi virus corona sepanjang 6 April hingga 9 Mei dan, lebih dari 66 ribu orang di New York antara 17 April hingga 9 Mei.

"Penggunaan masker di ruang publik menunjukkan kesesuaian dengan langkah pencegahan yang paling efektif untuk menghindari penularan antar-manusia, dan ini langkah yang tak mahal, asalkan diikuti dengan karantina dan pemenjaraan sosial serta pelacakan kontak yang simultan," tulis peneliti dikutip dari CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui studi tersebut, para peneliti mengukur efektivitas pelbagai strategi untuk menghentikan penyebaran virus yang hingga Minggu (14/6) menginfeksi lebih 7,7 juta orang di dunia. Virus penyebab Covid-19 ini menular melalui percikan liur atau droplet ketika kontak langsung, atau bersin dan batuk dari orang yang terinfeksi.


Untuk menentukan metode penularan yang utama, para peneliti menganalisis tren tingkat infeksi di tiga pusat pandemi antara lain Wuhan di China, Italia dan Kota New York. Mereka mengalami langkah-langkah mitigasi yang digunakan masing-masing negara seperti pengujian ekstensif, karantina, pelacakan kontak, penerapan jarak fisik hingga perintah wajib menggunakan masker.

Para peneliti lantas membandingkan waktu kapan langkah pencegahan itu diterapkan. Di China, seluruh langkah itu diberlakukan pada saat yang bersamaan. Sedangkan di Italia dan New York pelbagai upaya pencegahan itu dilakukan pada waktu yang berbeda-beda.

Tim peneliti menemukan tingkat infeksi di Italia dan Kota New York baru melambat setelah kebijakan pemakaian wajib masker diberlakukan, bukan ketika penguncian wilayah (lockdown) diterapkan.


"Penutup wajah atau masker mencegah penularan melalui udara dengan menghalangi virus yang terbawa aerosol dan mencegah transmisi kontak melalui tetesan droplet," terang peneliti lagi.

Kendati begitu penerapan kebijakan wajib pakai masker tetap harus dibarengi dengan menjaga jarak, karantina dan isolasi mandiri, perilaku hidup bersih dan sehat seperti memastikan kebersihan tangan, dan pelacakan kontak. Tim riset ini terdiri atas lima peneliti dari Texas A&M University, University of California dan, California Institute of Technology.

Infografis Serba-Serbi Masker Kain: Bahan, Aturan Pakai, Lepas, dan CuciFoto: CNNIndonesia/Basith Subastian
Infografis Serba-Serbi Masker Kain: Bahan, Aturan Pakai, Lepas, dan Cuci

(nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER