Yogyakarta Lacak Pergerakan Turis dengan QR Code

CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2020 12:23 WIB
Jalan Malioboro, Yogyakarta. (Gunawan Kartapranata via Wikimedia (CC BY-SA 3.0)
Suasana Jalan Malioboro di DI Yogyakarta. (Gunawan Kartapranata via Wikimedia (CC BY-SA 3.0))
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kota Yogyakarta meminta seluruh pelaku wisata di kotanya menggunakan QR Code untuk memantau pergerakan wisatawan demi mencegah penyebaran virus corona di era new normal (normal baru).

QR Code adalah kode matriks atau barcode dua dimensi yang berasal dari kata Quick Response. Saat ini, pelaku wisata di Alun-Alun Utara dan Malioboro sudah menerapkannya.

Di sana, setiap wisatawan diminta memindai QR Code melalui kamera telepon genggamnya lalu memasukkan data diri berupa nama dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"QR Code berfungsi untuk mengetahui pergerakan orang sehingga bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk melacak jika suatu saat muncul kasus baru penularan COVID-19 di masyarakat," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, seperti yang dikutip dari Antara pada Selasa (16/6).

"QR Code ini bisa ditempatkan di destinasi wisata, toko oleh-oleh hingga seluruh pendukung industri wisata lain," katanya.

Selain digunakan untuk membantu upaya melacak jika terjadi kasus baru, QR Code tersebut akan dikembangkan sebagai alat promosi bisnis dari seluruh pelaku wisata di Kota Yogyakarta.

"Setelah kasus COVID-19, kami akan mencoba meningkatkan benefit penggunaan QR-Code sebagai platform promosi wisata, misalnya memberikan informasi mengenai promosi wisata ke wisatawan yang datang ke Yogyakarta," ujarnya.

Selain penggunaan QR Code, Heroe juga menginginkan seluruh pelaku wisata untuk memiliki protokol kesehatan yang tegas sebagai upaya mencegah penularan virus corona.

"Untuk operasional tempat wisata, perlu dilihat bagaimana kesiapan destinasi wisata dan bagaimana mereka mampu memberikan jaminan keamanan bagi wisatawan yang datang. Sifatnya pengajuan dari destinasi wisata," katanya.

Heroe mengatakan, persiapan objek wisata untuk menerapkan protokol baru harus segera dilakukan, karena saat ini sudah banyak masyarakat yang ingin berwisata.

Sementara itu, Kepala Bidang Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Edi Sugiharto mengatakan, menyiapkan simulasi penerapan protokol baru di sejumlah destinasi wisata dan usaha jasa pariwisata.

Di Kota Yogyakarta, simulasi rencananya dilakukan di Taman Pintar, sedangkan untuk usaha jasa pariwisata dilakukan di dua hotel dan dua restoran.

"Pemilihan dilakukan berdasarkan koordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia serta kesiapan masing-masing lokasi," katanya.

Sejumlah protokol kesehatan yang wajib diterapkan, lanjut Edi, mengacu pada prinsip "clean health safety", seperti mengenakan masker, cuci tangan, dan jaga jarak.

(ard)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER