Sembari bermain lumpur dan meminum bir hasil fermentasi beras, para petani di Nepal pada minggu ini merayakan Hari Padi Nasional untuk menandai awal musim tanam padi, meskipun pemerintah masih menetapkan sejumlah langkah penguncian (lockdown) demi menanggulangi virus corona.
Lagu-lagu tradisional bertemakan pertanian dan tawa bergema di udara ketika para petani menyeberang ke sawah yang tergenang air untuk menabur benih padi.
"Ini adalah hari yang penting bagi kami. Keluarga dan teman-teman kami semua berkumpul di ladang untuk menanam dan bersenang-senang," kata salah satu petani, Ramesh Dongol (35), seperti yang dikutip dari AFP pada Selasa (30/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petani Nepal di penjuru negeri menandai tanggal 15 di bulan Nepal Asar setiap tahunnya dengan perayaan.
Berdiri di ladang yang terendam air, para petani menari dan memercikkan lumpur satu sama lain saat menanam bibit padi.
Warga setempat juga menikmati dadih dan nasi yang ditumbuk, menu makan siang tradisional Nepal.
Sebelum pandemi virus corona, ada banyak tur wisata yang digelar selama perayaan 15 Asar ini. Salah satunya di Charikot yang medannya perbukitan.
Sebagai makanan pokok, beras menjadi salah satu hasil tanam terbesar di Nepal.
Negara itu menghasilkan lebih dari 5 juta ton beras pada tahun lalu, menurut kementerian pertanian.
![]() |
Data pemerintah menunjukkan bahwa 70 persen awal populasi Nepal bergantung langsung pada pertanian, dan sektor ini menyumbang sekitar sepertiga dari PDB negara itu.
Tahun ini, langkah-langkah lockdown terhadap virus corona telah mengganggu pasokan pertanian, menciptakan kekurangan benih dan pupuk, mendorong kekhawatiran untuk produksi pertanian negara itu.
Dikutip dari Worldometers pada Rabu (1/7), hingga saat ini ada 13.564 kasus virus corona di Nepal, dengan 29 kasus kematian dan 3.194 kasus kesembuhan.