Mendapatkan kualitas udara yang baik, menghindari kerumunan dan tertib mengikuti protokol kesehatan merupakan poin nasihat para ahli untuk menghadapi kemungkinan penyebaran virus corona lewat udara atau airborne.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperbarui ringkasan ilmiah mengenai transmisi virus penyebab Covid-19 dan rekomendasi pencegahannya. Dokumen yang dipublikasikan 9 Juli 2020 itu tak secara spesifik merincikan protokol baru. Hanya saja ringkasan itu salah satunya menyinggung soal kemungkinan penularan virus lewat udara atau airborne di ruang tertutup.
Guna mencegah penularan, WHO merekomendasikan serangkaian tindakan komprehensif di antaranya mengidentifikasi kasus-kasus yang mungkin dicurigai, memperbanyak pengujian, dan mengisolasi seluruh kasus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap orang juga diminta menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan setiap saat, menjaga jarak, mematuhi etika bersin dan batuk, menghindari tempat-tempat ramai dan, mengatur jarak ketika di ruang tertutup atau terbatas dan berventilasi yang buruk.
WHO juga meminta orang untuk memakai masker saat di ruang tertutup dan penuh sesak, memastikan ventilasi di seluruh ruangan berfungsi baik, melakukan pembersihan rutin dan disinfeksi secara tepat.
Sebelumnya seorang profesor kesehatan lingkungan di University of Maryland, Donald Milton juga membeberkan 'petuah' kisi-kisi yang bisa dilakukan untuk menghindari penularan ketika penyebaran virus corona terjadi lewat udara atau airborne. Profesor yang mempelajari bagaimana transmisi virus ini juga yang membantu 239 ilmuwan menulis surat terbuka untuk meminta pengakuan terkait potensi penularan virus corona melalui udara.
Milton mengatakan yang bisa dilakukan sementara ini sebagai antisipasi, setidaknya adalah dengan meningkatkan fungsi ventilasi, menjaga jarak dan, tetap menggunakan masker.
"Saya sangat prihatin dengan ruang publik dan sekolah juga gedung-gedung, asrama di kampus-kampus, bar-bar, dan gereja-gereja di mana jadi tempat orang-orang bernyanyi dan orang-orang berkumpul," tutur Milton seperti dikutip CNN.
![]() |
Menyediakan ventilasi yang cukup dan efektif adalah salah satu yang bisa dilakukan. Dengan begitu akan ada pasokan udara bersih dari luar ruangan.
Hindari resirkulasi udara untuk gedung-gedung publik, lokasi kerja, sekolah, rumah sakit dan panti jompo. Kalaupun terpaksa melakukan resirkulasi maka pastikan menggunakan filter dan membersihkan filter secara teratur.
Tambahkan ventilasi umum dengan filter yang bisa mengontrol sumber infeksi di udara. Bisa dengan air purifier atau filter udara berefisiensi tinggi (di rumah sakit biasanya menggunakan HEPA filter) dan lampu ultraviolet yang bisa membunuh kuman.
Lampu ultraviolet sebisa mungkin diletakkan di tempat yang tinggi atau langit-langit untuk menghindari kerusakan pada mata atau kulit.
Lakukan pembatasan orang, khususnya di transportasi umum dan gedung atau ruang publik. Langkah ini menurut kelompok ilmuwan adalah yang paling praktis dan seringkali mudah diimplementasikan.
"Misalnya, langkah-langkah sederhana seperti membuka kedua pintu dan jendela secara teratur sehingga meningkatkan sirkulasi udara di dalam bangunan."
Untuk kondisi di dalam mobil, Milton menyarankan pengendara membuka jendela dan pastikan pendingin udara atau pemanas tidak disirkulasi ulang melainkan diatur berasal dari udara segar di luar kendaraan.
Selain memperhatikan tiga langkah sederhana di atas, para ahli tak henti mengingatkan publik untuk tertib menjalankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker hingga memastikan kebersihan tangan.
(nma)