Face Shield Saja Disebut Tak Ampuh Cegah Microdroplet Corona

CNN Indonesia
Minggu, 12 Jul 2020 19:24 WIB
People wearing face shield, eat together at a pub in Osaka, western Japan Monday, May 25, 2020 as Japan has lifted the coronavirus state of emergency in Osaka and the two neighboring prefectures of Kyoto and Hyogo.  (Suo Takekuma/Kyodo News via AP)
Ilustrasi. Penggunaan face shield disebut tak akan memberikan perlindungan maksimal untuk mencegah penyebaran microdroplet virus corona di udara. (AP/Suo Takekuma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyatakan, penggunaan alat pelindung wajah atau faceshield tak akan memberikan perlindungan yang maksimal untuk mencegah penyebaran microdroplet virus corona di udara.

"Menggunakan faceshield saja tanpa masker tidak akan memberikan perlindungan maksimal [pada microdroplet]," kata Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (12/7).

Penyebaran infeksi virus corona melalui udara salah satunya disebabkan oleh microdroplet. Microdroplet, kata Yurianto, mampu bertahan di udara dalam ruangan dengan sirkulasi yang kurang memadai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, Yurianto meminta masyarakat untuk wajib mengenakan masker saat beraktivitas demi menangkal microdroplet. Penggunaan faceshield, lanjutnya, hanya mampu untuk menangkal droplet dengan ukuran yang lebih besar.

"Oleh karena itu, tetap kami menyarankan kepada saudara-saudara sekalian gunakan masker. Lebih baik kalau bisa ditambahkan faceshield," kata dia.

Tak hanya itu, demi mencegah transmisi airborne SARS-CoV-2, Yurianto juga meminta masyarakat agar tetap menjaga sirkulasi aliran udara di ruangan kerja atau rumah. Ia mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan exhaust fan agar terjadi pergantian udara segar secara rutin di dalam ruangan.

"Upayakan bahwa udara tergantikan setiap hari. Menggunakan kipas angin dalam ruangan tertutup hanya akan berputar-putar udara itu," kata dia.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa ada kemungkinan infeksi virus corona dapat ditularkan melalui udara. Pengumuman itu menyusul disampaikan setelah ratusan peneliti dunia mengirimkan surat terbuka dan mendesak WHO mengenai kemungkinan transmisi airborne virus corona penyebab Covid-19.

Sejak pandemi Covid-19 meradang, WHO menegaskan bahwa penularan virus corona hanya terjadi melalui droplet atau percikan air liur yang keluar dari orang yang terinfeksi saat berbicara, batuk, dan bersin.

Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyebut bahwa perbedaan signifikan penularan airborne dan droplet ada pada jarak penularan. Pada droplet, virus dapat menular dengan jarak kurang dari 1 meter. Sementara pada airborne, virus dapat menular dengan jarak lebih dari 1 meter.

"Hal tersebut tentu sangat berimplikasi terhadap cara pencegahan dan pengendalian terhadap Covid-19 karena transmisi airborne dan droplet sangat berbeda," tulis PDPI dalam surat imbauan terbarunya yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (12/7).

Kendati demikian, PDPI tetap mengimbau masyarakat untuk tidak panik. PDPI menyebut bahwa WHO hanya mengatakan adanya kemungkinan penularan secara airborne pada kondisi ruang tertutup, ramai, dan ventilasi buruk. Namun, WHO belum menyatakan secara pasti jika Covid-19 dapat menular secara airborne.

Masyarakat tetap diminta untuk sebisa mungkin menghindari keramaian, selalu menggunakan masker, menjaga sirkulasi udara dalam ruangan dengan baik, dan tetap menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan.

(rzr/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER