Penelitian kandidat obat imunomodulator suplemen herbal Indonesia untuk virus corona telah memasuki tahap akhir uji klinis. Tim peneliti telah merekrut subjek penelitian pamungkas dari 90 subjek atau partisipan.
Sebanyak 72 partisipan telah menjalani uji klinis. Saat ini, peneliti akan melakukan pengujian pada 18 partisipan tersisa.
Penelitian imunomodulator ini menguji dua produk herbal asal Indonesia yakni jamur Cordyceps militaris dan kombinasi herbal yang terdiri atas rimpang jahe, meniran, sambiloto dan daun sembung. Kombinasi herbal ini sudah memiliki prototype dan data awal serta sudah memiliki izin edar dari BPOM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi dilakukan oleh tim peneliti dari LIPI, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, dan tim dokter Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran.
Dikutip dari LIPI, Koordinator Kegiatan Uji Klinis Kandidat Imunomodulator dari Herbal untuk Penanganan Covid-19 Masteria Yunolvisa Putra menjelaskan metode uji klinis kandidat imunomodulator dilakukan secara acak terkontrol tersamar ganda dengan plasebo. Metode ini dipilih untuk menghindari terjadinya bias pada penelitian.
Dua produk uji yakni yakni Cordyceps militaris dan kombinasi herbal akan dibandingkan dengan plasebo. Obat ini bakal diberikan kepada 90 partisipan, sehingga terdapat 30 subjek uji untuk setiap kelompok obat.
Baik partisipan maupun peneliti tidak mengetahui obat yang akan didapatkan karena menggunakan sistem blinding yang tersamar ganda. Sistem blinding akan dibuka setelah seluruh uji klinis pada seluruh partisipan selesai.
Rencananya, sistem blinding bakal dibuka pada 16 Agustus untuk mengetahui data pasien dan dilakukan analisis.
Peneliti berharap penelitian uji klinis imunomodulator suplemen herbal ini membuahkan hasil sehingga dapat berkontribusi pada pengobatan dan pencegahan Covid-19.
Imunomodulator merupakan obat yang digunakan untuk memperbaiki atau meningkat sistem imunitas tubuh.
Untuk diketahui, jamur Cordyceps mengandung senyawa aktif cordycepin, adenosine, dan polisakarida. Cordycepin bersifat antiinflamasi dan antivirus, adenosine berpotensi menjadi antivirus dan memiliki aktivitas anti-aritmia, dan polisakarida memiliki aktivitas imunomodulator, antioksidan, antitumor, dan anti-aging.
(ptj/nma)