Merintis Jalan Furnitur Indonesia Menuju Pasar Global

CNN Indonesia
Rabu, 19 Agu 2020 19:58 WIB
Perajin dan desainer furnitur Indonesia diyakini mampu merambah pasar global. Itu sebab perlu pemantik, salah satunya unjuk gigi di Salone del Mobile.Milano.
Ilustrasi: Perajin dan desainer furnitur Indonesia diyakini mampu merambah pasar global. Itu sebab perlu pemantik, salah satunya unjuk gigi di Salone del Mobile.Milano. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

"Indonesia itu dipandang sebagai makers (pembuat atau perajin mebel)."

Sekilas pernyataan Indra Febriansyah itu menjadikan Indonesia seolah menjadi pembuat furnitur belaka. Padahal Chief Community Officer Abbasource, perusahaan digital penyedia ekosistem makers, desainer, dan industri mebel atau furnitur tersebut sesungguhnya ingin menunjukkan bahwa Indonesia lebih mumpuni dari itu.

Ia menilai, Indonesia justru memiliki kelebihan untuk membuat produk meubel berbasis kayu dan rotan. Tak sekadar mengekor tren atau latah meniru tanpa merancang karya, furniture makers atau para perajin mebel Indonesia mampu menciptakan kreasi yang khas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu sebab Indra menuturkan, perlu tantangan lebih untuk memantik makers dan desainer sehingga berani unjuk gigi ke pasar global dengan karya orisinil.

Abbasource dan Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) bekerja sama dengan Binus Malang menginisiasi Open Call Indonesia Creation (OCIC) 2020. Kompetisi ini dijadikan 'batu loncatan' menuju gelaran furnitur terbesar yakni Salone del Mobile.Milano 2021 pada 13-18 April 2021.

"Trade show Salone del Mobile.Milano (merupakan) trade show terbesar untuk furnitur. Barang dipamerkan dan langsung bisa dijual dalam jumlah banyak," ujar Indra dalam konferensi pers virtual, Selasa (18/8).

Menurut dia, ICOC bukan sekadar kompetisi layaknya kontes kecantikan. Proses inkubasi setelah seleksi karya akan memberikan kesempatan bagi para furniture makers ataupun desainer untuk memoles karyanya, baik dari segi desain maupun dari produksi.

ICOC pun diyakini bakal jadi ekosistem yang menyatukan makers dan desainer sehingga tercipta regenerasi di dunia industri furnitur Indonesia.

Helatan ICOC 2020 membuka pendaftaran karya hingga 27 Agustus 2020 mendatang. Para juri akan menilai berdasar orisinalitas karya, estetika atau desain, kemampuan desain menjawab kemauan pasar dan, pertimbangan proses produksi serta duplikasi.

Membaca Pasar Furnitur Dunia dan Eksplorasi Ide

Jangan bayangkan tren furnitur bakal sama dengan tren fashion. Tren fashion biasanya bisa lebih khusus dan mengerucut, sedangkan tren furnitur terbilang lebih luas atau global.

Tentu saja, untuk mengikuti pameran internasional, perlu ada gambaran tren furnitur sebagai modal untuk mengetahui keinginan pasar. Tahun ini, kata Indra, tren furnitur lebih menekankan pada sisi fungsi. Furnitur minim dekorasi namun setiap sudut dan lekukannya mendatangkan kegunaan bagi pemakainya.

Kemudian dari segi warna, lanjut Indra, akan ada lebih banyak permainan kelir pastel. Jika biasanya saban tahun ada material yang baru, kali ini material yang dipakai adalah material yang sudah ada tetapi dengan desain inovatif.

"Kalau ingin tahu tren global patokan utama dari Salone del Mobile.Milano, Maison & Objet Paris, [tapi] karena tahun ini enggak ada, bisa baca dari internet, social media, brand," imbuh dia lagi.

Senada dengan Indra, Bambang Kartono, pendiri HDMI berpandangan industri furnitur dunia memang banyak berkiblat pada Italia--salah satunya melalui pameran bergengsi furnitur tersebut. Kendati begitu, tak bisa ditampik, pengetahuan akan tren global furnitur pun masih bisa didapatkan dari internet.

Apalagi mengingat, situasi pandemi yang turut mempengaruhi karya desain.

Bagaimanapun itu, berkaca dari ICOC 2019, peserta tahun ini disarankan untuk tak kelewat pusing mempertimbangkan tren global. Pasalnya, Vincentius Aldi Masella tahun lalu mampu mengungguli peserta lain berkat kemauannya untuk mengeksplorasi hal-hal di sekitar.

Aldi yang berlatar belakang desainer interior mendesain armchair (kursi berlengan) yang terinspirasi dari selendang.

Armchair banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah maupun di tempat umum, termasuk restoran. Desain armchair yang ia buat pun bukan semata untuk kompetisi, melainkan juga buah dari keisengan mengeksplorasi bentuk dari benda yang umum ditemui.

Selendang, acap Anda temui sebagai pelengkap busana perempuan. Dalam ukuran berbeda, selendang pun bisa disulap jadi kain untuk gendongan bayi. Armchair bikinan Vincentius Aldi Masella memperlihatkan lekuk mirip selendang yang dikalungkan.

"Sebaiknya kita jangan terlalu banyak melihat pada internet, Pinterest, takutnya itu membuat kita cenderung mengikuti desain, karya jadi kurang orisinil," saran vincentius Aldi dalam kesempatan serupa.

(els/nma)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER