Tidak selamanya bandara melulu menjadi tempat pesawat untuk menjemput penumpang atau, sekadar parkir. Kenyataannya, Bandara Internasional Gander di Kanada lebih dari itu. Tempat ini boleh dibilang, mencatat sejarah.
Puncak ketenaran Gander mengemuka ketika dijadikan tempat penampungan lebih dari 7 ribu orang-orang yang terdampak tragedi 9/11. 2001 silam, 19 orang membajak empat pesawat dan menabrakkan ke gedung World Trade Centre (WTC) di New York.
Insiden 19 tahun lalu itu jadi salah satu serangan teror terburuk dalam sejarah Amerika dan dikenal dengan tragedi 9/11. Ribuan korban kala itu ditampung di Bandara Gander.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:FOTO: Kenangan Pahit AS dalam Tragedi 9/11 |
Selesai dibagun pada 1938, bandara tersebut sempat pula menjadi saksi pergerakan pesawat sekutu yang terbang ke Eropa selama Perang dunia. Semakin lama Gander menjadi pusat militer pada masa Perang Dunia II.
Sebagaimana dilansir CNN, kejadian itu disaksikan oleh penduduk lokal kota Gander yang lahir pada masa Perang Dunia II, Jack Pinsent. Ia mengingat, sebelum ada bandara, Kota Gander seperti kota mati yang sangat sepi.
Namun setelah bandara mulai beroperasi pada Januari 1938, Kota Gander berangsur 'hidup', pun ayahnya bekerja pada bandara itu. Mereka sekeluarga tinggal di gedung di lokasi tersebut.
Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada akhir dekade 1950an, Bandara Gander berkembang dan lapangan pekerjaan di kota semakin banyak. Kehadiran bandara yang sangat berperan pada Kota Gander membuat penduduknya akrab dengan dunia penerbangan.
Bahkan sejumlah jalan dinamai dari orang-orang yang terkenal dalam dunia penerbangan. Salah satunya adalah jalan bernama Charles Lindbergh, mengikuti nama salah satu anggota militer Amerika Serikat yang sangat andal.
"Bagi banyak orang, ini adalah tempat pertama dan satu-satunya yang mereka ingin kunjungi di Kanada. Pemerintah memutuskan bahwa kami tidak memberikan kesan yang baik ketika mereka datang ke hanggar tua Perang Dunia II," ungkap Pinsent.
Lihat juga:Memori Kelam 19 Tahun Tragedi 9/11 |
Pemerintah akhirnya memutuskan untuk membangun terminal baru di Bandara Gander. Namun bangunan baru akan dibuat artistik agar menarik namun tanpa menghilangkan nilai sejarah.
Kurang lebih pembangunan itu memakan biaya 3 juta dolar Kanada. Ratu Elizabeth II hadir saat pembukaan terminal baru yang mewah, lengkap dengan furnitur karya desainer terkenal seperti Charles dan Ray Eames, serta Jacques Guillon.
Kala itu Bandara Gander menjadi tempat transit banyak pesawat. Lokasinya yang berada di dekat Samudra Atlantik, di antara Eropa dan Amerika Utara, membuat bandara ini menjadi tempat pengisian bahan bakar yang tepat bagi pesawat bermesin pra-jet.
Sayangnya, perkembangan mesin jet membuat pesawat tidak perlu mengisi bahan bakar ditengah perjalanan. Sejumlah pesawat tidak lagi transit ke Gander sebelum mendarat di Amerika Pesawat.
![]() Infografis mengenai kronologis tragedi 911. |
Meski demikian, Bandara Gander tetap ramai pada awal abad ke 20. Saat itu Pinsent bekerja sebagai pengawas lalu lintas udara, masa di mana yang selalu dikenang dengan indah.
"Semua orang berdedikasi untuk memberikan layanan, karena itu kunci dari semuanya. Jika kalian tidak memberikan layanan, maka bandara akan berantakan," cerita Pinsent.
Era keemasan Bandara Gander ketika dijadikan tempat penampungan orang-orang yang terdampak kejadian 9/11. Kurang lebih bandara ini menampung sebanyak 7 ribu orang.
Sayangnya, kini Bandara Gander sangat sepi bila dibanding masa-masa kejayaannya. Akan tetapi, bandara ini masih menjadi tujuan utama sejumlah wisatawan yang ingin melihat tempat bersejarah secara langsung.
(adp/nma)