Pandemi Covid-19 memengaruhi aktivitas seksual pasangan di Indonesia. Survei terbaru dari DKT Indonesia menunjukkan, aktivitas seksual sebagian pasangan suami istri meningkat selama pandemi Covid-19.
Survei ini dilakukan untuk melihat dampak pandemi terhadap pola konsumsi kontrasepsi pil dan suntik di Indonesia. Survei ini terbatas dilakukan di wilayah DKI Jakarta dengan 200 responden yang merupakan pengguna pil KB dan suntik selama enam bulan terakhir.
Hasilnya, 15 persen partisipan menyatakan berhubungan seksual lebih sering dibandingkan sebelum masa pandemi. Sebanyak 78 persen menyatakan sama, dan 7 persen mengaku aktivitas seks berkurang saat pandemi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perubahan paling tinggi terjadi pada pasangan muda berusia 22-28 tahun. Sebanyak 25 persen dari responden kategori ini mengaku mengalami peningkatan aktivitas seksual.
"Ini yang menurut saya cukup menarik, survei menunjukkan bahwa pada saat pandemi ini ada peningkatan frekuensi aktivitas seksual, khususnya buat mereka yang usia lebih muda," kata Head of Strategic Planning & Development DKT Indonesia Aditya A Putra saat memaparkan hasil survei dalam rangka memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia 2020, beberapa waktu lalu.
Hari Kontrasepsi Sedunia diperingati setiap 26 September.
Secara keseluruhan, sebanyak 57 persen mengaku berhubungan seksual 2-4 kali seminggu, 22 persen sekali seminggu, dan 12 persen lebih dari empat minggu sekali.
Selain itu, situasi pandemi secara umum juga tidak terlalu memengaruhi pola konsumsi kontrasepsi untuk pil KB. Penurunan konsumsi terjadi pada metode suntikan.
Menurut Aditya, di masa pandemi Covid-19 ini, setiap pasangan usia subur harus tetap menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
"Ini harus diantisipasi agar mereka tidak putus pakai, tidak berhenti menggunakan metode kontrasepsi. Apalagi sekarang banyak work from home, hiburan terbatas, hubungan seksual menjadi cara untuk melepas stres dalam masa pandemi ini," kata Aditya.