4 Anjuran Menjaga Jarak di Sekolah menurut WHO

Satgas Covid-19 | CNN Indonesia
Selasa, 06 Okt 2020 13:00 WIB
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis anjuran menjaga jarak di institusi pendidikan untuk mencegah penyebaran infeksi virus corona antarsiswa dan guru.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis anjuran menjaga jarak di institusi pendidikan untuk mencegah penyebaran infeksi virus corona antarsiswa dan guru. (Foto: Istockphoto/ Damircudic)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah sekolah di Indonesia kini kembali dibuka di tengah pandemi Covid-19. Guna mencegah penambahan kasus baru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis anjuran menjaga jarak di institusi pendidikan.

WHO berkali-kali menegaskan salah satu langkah pencegahan infeksi virus corona adalah dengan #jagajarak atau physical distancing saat berada di tempat umum, termasuk di lingkungan sekolah.

Tidak hanya untuk siswa, anjuran menjaga jarak juga berlaku untuk guru dan staf, baik itu ketika berada di dalam maupun di luar ruang kelas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulai dari menyangkut urusan administratif seperti mengelompokkan siswa dalam beberapa kelas kecil, hingga mengadakan pembelajaran jarak jauh. Serta yang bersifat teknis seperti memasang panel pembatas dan membuat tanda jarak di beberapa bagian kelas.

Berikut anjuran untuk #jagajarak di lingkungan sekolah seperti yang dirilis WHO.

1. Membuat jarak antarsiswa

Siswa cenderung berkelompok ketika bertemu dengan teman-teman mereka, karena itu ada anjuran untuk menjaga jarak antarsiswa sekurang-kurangnya 1 meter.

Setiap interaksi sosial di lingkungan sekolah seperti berjabat tangan, berbicara dan bertegur sapa juga harus selalu dipantau.

Aturan ini juga berlaku untuk staf pengajar dan pegawai lain di sekolah. Para guru diminta untuk menjaga jarak minimal 1 meter dari siswa ketika berinteraksi dengan siswa.

Jika menjaga jarak minimal 1 meter tidak memungkinkan atau dinilai dapat menghambat pemahaman siswa, maka guru dan staf dapat sedikit mendekat namun tetap mengenakan masker.

2. Batasi jumlah siswa per kelas

Membatasi jumlah siswa dalam satu kelas dengan tujuan menciptakan banyak ruang dan membatasi kontak fisik antar siswa.

Dengan menempatkan siswa di beberapa kelas yang berbeda. Misalnya, dalam satu kelas hanya berjumlah 15 siswa atau separuh dari kapasitas normal dapat mencegah perpindahan virus dalam satu ruang kelas dengan cepat.

Selain itu, WHO juga menyarankan agar masing-masing kelas memiliki jam belajar yang berbeda, sehingga jam siswa bejalan dan berakhir pada waktu yang berbeda.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah jadwal masuk siswa dan guru mengikuti sistem sif. Termasuk mengubah jam istirahat bersama dengan pola bergantian untuk mencegah kerumunan.

3. Mengatur jarak antar meja

Dalam anjuran menjaga jarak yang dikeluarkan WHO, pengelola sekolah diwajibkan mengatur jarak antara meja siswa.

Contohnya membuat ruang kelas yang dibuat berjarak antara meja satu dengan yang lainnya jika memungkinkan minimal berjarak 1,5 meter.

Aturan ini berdasarkan mempertimbangkan keamanan siswa ketika belajar di ruang kelas.

Dengan jumlah kelas yang bertambah, sekolah dapat menyiasatinya dengan meningkatkan jumlah guru atau meminta bantuan sukarela, jika memungkinkan, untuk mengajar para siswa.

4. Atur waktu antar-jemput siswa

Anjuran menjaga jarak aman saat berada sekolah selanjutnya adalah membuat waktu penjemputan dan pengantaran siswa yang berbeda-beda.

WHO juga ingatkan sekolah untuk membatasi jumlah orang tua dan pengasuh yang memasuki area sekolah.

Hal ini bertujuan mengontrol kerumunan yang biasa terjadi ketika siswa diantar dan dijemput. Selain itu, dapat mempermudah tugas petugas sekolah dalam mengidentifikasi siapa saja yang masuk dan keluar lingkungan sekolah.

Agar tidak terjadi kerumunan, pihak sekolah juga harus gencar mengedukasi siswa agar tidak berkumpul dalam kelompok besar atau berdekatan saat antre meninggalkan sekolah, dan di waktu jam pulang sekolah.

Anjuran menjaga jarak untuk setiap kegiatan di lingkungan sekolah ini menjadi penting, guna mencegah penularan virus corona yang hingga kini masih mewabah di dunia.

(nly/fef)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER