Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal tahun telah mengubah banyak hal, termasuk kondisi sektor pariwisata. Dalam upaya membangkitkan kembali pariwisata bangsa, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) rajin menggaungkan berbagai kampanye, salah satunya adalah Indonesia Care.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan, kampanye #IndonesiaCare yang berbasis CHSE (Clean, Healthy, Safety, and Enviromental) menunjukkan bahwa protokol kesehatan sesuai standar diterapkan di seluruh rangkaian proses perjalanan wisata seseorang.
"Di saat pandemi, faktor kesehatan menjadi utama, dan dalam kaitan pariwisata, sebagus apapun atau seunik apapun atraksi atau akomodasi (yang tersedia), yang dicari orang bagaimana (penerapan) protokol kesehatan," kata Nia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nia mengingatkan, wisatawan pun mempunyai tanggung jawab untuk saling jaga. Keterlibatan seluruh pihak dalam penerapan protokol kesehatan diyakini dapat mengurangi resiko penularan Covid-19, sehingga akan mengembalikan kepercayaan masyarakat dan membangkitkan pariwisata.
Bentuk tanggung jawab itu bisa dilakukan wisatawan sejak sebelum berangkat, terlebih setiap daerah bisa memiliki peraturan berbeda dalam penanganan pandemi. Jika tanggal sudah ditentukan, seseorang harus memahami kondisi destinasi, termasuk soal zona pandemi di lokasi. Ketahui peraturan pemerintah yang ditetapkan di lokasi, terkait apakah sudah dibuka untuk umum, jam operasional, kemungkinan pembatasan jumlah pengunjung, sampai penerapan protokol kesehatan.
Berdasarkan kedua hal itu, Anda bisa mempersiapkan barang bawaan. Nia menegaskan wisatawan harus membawa lengkap peralatan pribadi, termasuk obat-obatan, masker, hand sanitizer, dan bahan makanan sebagai antisipasi.
Protokol kesehatan tetap berlaku dalam perjalanan menuju destinasi. Jika Anda memutuskan pergi menggunakan kendaraan pribadi, sempatkan waktu untuk mengecek kondisi dan kebersihan kendaraan. Siapkan surat-surat berkendara dan uang elektronik, serta simpan disinfektan, hand sanitizer, dan tissue di dalam mobil. Demi penerapan jaga jarak, batasi jumlah penumpang dan perhatikan sirkulasi udara.
Yang tak kalah penting, hindari transit di tempat publik agar tidak terjadi kerumunan dan mengurangi potensi interaksi dengan orang lain. Bila memang terpaksa berhenti di tempat publik, jangan lupa untuk sering mencuci tangan pakai sabun di bawah air mengalir, tetap kenakan masker, dan upayakan tidak berkelompok.
Lihat juga:Mengagumi Biota di Surga Biru Nusa Penida |
Sementara jika Anda menggunakan transportasi publik, jangan lupa untuk mengecek aturan yang berlaku di kota dan destinasi wisata. Bisa jadi, ada dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan beberapa hari sebelum keberangkatan. Siapkan segala keperluan termasuk hand sanitizer dan masker cadangan dalam satu tas agar mudah dijangkau. Saat mengantri, terapkan jaga jarak setidaknya 1,5 meter dari orang terdekat.
Sarung tangan akan bermanfaat dalam perjalanan memakai transportasi publik. Sebaiknya hindari menyentuh benda-benda asing, tetapi kalau memang harus, sarung tangan bisa melindungi ketika Anda harus memegang fasilitas-fasilitas umum. Juga upayakan untuk tidak menyentuh wajah sampai selesai mandi.
Terakhir, setibanya di tempat wisata, pengunjung diwajibkan segera mencuci tangan, mandi, dan membersihkan barang-barang yang terpakai dalam perjalanan dengan disinfektan, seperti ponsel, kacamata, atau pakaian. Patuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker secara baik dan benar ke manapun Anda pergi, dan jangan lupa untuk menggantinya minimal empat jam sekali.
Jaga jarak mutlak tak boleh diabaikan saat berwisata. Patuhi peraturan-peraturan yang ditetapkan di lokasi wisata, hormati penduduk lokal, serta jaga kebersihan diri dan lingkungan. Untuk kenyamanan bersama, pengunjung disarankan membawa botol minum dan alat makan pribadi.
Untuk bertransaksi mendapatkan oleh-oleh atau suvenir, Anda bisa membeli ragam produk lokal yang tersedia di lokasi wisata. Dengan demikian, Anda turut berperan dalam menggerakkan roda perekonomian setempat. Nia Niscaya mengatakan, protokol kesehatan dijalankan untuk saling jaga saat berwisata, yang mana dilakukan oleh kedua belah pihak, yakni pengelola dan wisatawan.
"Marilah kita sebagai provider, sebagai pengusaha harus betul-betul menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan, konsumennya juga. Jadi tidak bisa pengusaha menyiapkan semua protokol kesehatan, tapi konsumennya tidak tertib. Setidaknya konsumen ini harus melakukan 3M, jadi harus pakai masker, harus mencuci tangan atau bawa hand sanitizer, dan menjaga jarak," ungkap Nia.
(rea)