Sandiaga Uno resmi menggantikan Wishnutama sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) setelah namanya diumumkan oleh Presiden Joko Widodo dalam reshuffle kabinet pada Selasa (22/12).
Ini bukan langkah pertama pria bernama lengkap Sandiaga Salahuddin Uno dalam kancah politik Indonesia. Sebelumnya ia telah memenangkan memenangkan pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 bersama dengan Anies Baswedan, dan memulai masa jabatannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2017.
Namun pada September 2018, ia mengundurkan diri sebagai Wagub DKI Jakarta dan maju sebagai Calon Wakil Presiden bersama Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya pasangan tersebut kalah dari pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Pria kelahiran Juni 1969 itu sebelumnya dikenal sebagai pengusaha muda yang mendirikan sebuah perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor.
Anak bungsu dari Razif Halik dan Mien Uno - pakar pendidikan kepribadian, ini lahir dan besar di Rumbai, Pekanbaru, bersama kakak laki-laki dan perempuannya.
Lulusan SMA Pangudi Luhur dan Wichita State University ini juga sempat menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2005-2008.
Terpilih memimpin kementerian yang "berjiwa muda" mungkin bukan hal yang mengejutkan bagi Sandi. Pasalnya, ayah tiga anak ini sangat akrab dengan tren anak muda, mulai dari olahraga lari sampai bersepeda ia geluti.
Salah satu unggahan di akun Instagramnya mengenai ekonomi kreatif ialah saat ia mengatakan dalam acara diskusi online bahwa kerajinan lokal berbahan alam bisa menjadi bisnis baru yang menguntungkan.
"Bisnis kerajinan dengan bahan alam membuka banyak lapangan kerja. Ke depan yang akan menjadi salah satu tren adalah industri yang sustainable atau berkelanjutan," begitu tulisanya dalam video unggahannya.
Melihat latar belakang Sandi yang akrab dengan dunia bisnis, seharusnya ia memang sudah tak perlu lagi meraba cara untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia yang saat ini sedang terpuruk akibat hilangnya wisatawan mancanegara dan devisa akibat pandemi virus Corona.