Para wisatawan yang akan berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, diwajibkan untuk membawa surat hasil tes cepat (rapid tes) COVID-19.
Humas Balai TNUK, Andri Firmansyah di Pandeglang, Kamis, mengatakan kebijakan itu dikeluarkan melalui surat edaran (SE) Nomor : SE.01/T.12/TU/P3/01/2021 tertanggal 7 Januari 2021.
Dalam surat tersebut disebutkan, pengunjung yang datang ke TNUK wajib memiliki surat keterangan hasil tes cepat (rapid test) non-reaktif atau hasil swab test negatif yang berlaku maksimal tujuh hari dari waktu diterbitkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, seiring dengan informasi penyebaran COVID-19 yang sampai saat ini belum menunjukkan penurunan, kami rasa perlu mengeluarkan edaran tersebut. Itu sebagai antisipasi menekan penyebaran Covid-19 di Ujung Kulon," katanya, seperti yang dikutip dari ANTARA pada Jumat (8/1).
Andri menuturkan alasan dikeluarkan SE tersebut dikarenakan saat ini masih tingginya kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di berbagai daerah.
Oleh karena itu pihaknya harus memperketat wisatawan yang akan berkunjung ke objek wisata yang ada di TNUK.
Selain itu, pengetatan tersebut merupakan bentuk antisipasi pencegahan dan penyebaran COVID-19 di wilayahnya yang menjadi habitat dari Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa lainnya.
Ia mengatakan untuk saat ini pihaknya belum menerima laporan adanya pengunjung yang terkonfirmasi positif.
Namun, menurutnya, SE itu menjadi langkah preventif jelang pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Jawa - Bali pada 11 - 25 Januari 2021 mendatang.
"Itu berlaku sejak surat itu dikeluarkan, tanggal 7 Januari (2021). Yang jelas, jika tidak mengikuti edaran tersebut, pengunjung tidak diperbolehkan masuk ke kawasan wisata Taman Nasional Ujung Kulon," ujarnya.
Ia berharap pengunjung dan para pelaku wisata yang datang ke Taman Nasional Ujung Kulon untuk mematuhi protokol kesehatan COVID-19 yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga hal itu tidak menjadi kluster baru penyebaran virus mematikan di wilayah konservasi.
"Saya berharap agar pelaku wisata agar mematuhi peraturan yang sudah ditentukan oleh pemerintah baik itu pusat maupun daerah," kata dia.