Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI resmi memberikan izin penggunaan darurat vaksin corona Sinovac untuk kelompok lanjut usia (lansia). Kenali efek samping vaksinasi Covid-19 pada lansia.
Namun, pemberian vaksin pada lansia harus mengikuti sejumlah ketentuan yang ditetapkan. Pemberian vaksin pada lansia akan sedikit berbeda dengan kelompok usia 18-59 tahun.
Mengutip dokumen lembar fakta Vaksinasi Covid-19 di laman Pusat Informasi Obat Nasional, vaksin pada lansia diberikan dalam dua dosis dengan selang waktu 28 hari. Artinya, lansia akan mendapatkan suntikan dosis kedua pada 28 hari setelah pemberian dosis pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara ini berbeda dengan pemberian vaksin pada usia 18-59 tahun, di mana dosis vaksin kedua diberikan pada 14 hari setelah suntikan pertama.
Kepala BPOM, Penny Lukito mengatakan bahwa vaksinasi terhadap kelompok lansia harus dilakukan secara hati-hati karena memiliki risiko tinggi.
Penny juga mengatakan bahwa tak ada efek samping serius yang mengancam lansia saat pemberian vaksin.
"Dengan data yang dapat ditoleransi dengan baik dan tidak ada efek samping yang serius, uji klinis fase ketiga di Brazil dilakukan terhadap 600 lanjut usia dengan hasil aman dan tanpa ada dampak serius," jelas Penny, mengutip Antara.
Efek samping yang muncul umumnya ringan, seperti nyeri, mual, demam, bengkak, dan sakit kepala.
"Reaksi vaksinasi lansia dengan 18-59 tahun sebenarnya tidak ada bedanya," ungkap Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PP Peralmuni) kepada CNNIndonesia.com, Senin (8/2).
Diungkapkan Iris, ada dua reaksi lokal yang mungkin muncul, yaitu reaksi lokal dan sistemik. Reaksi lokal terjadi karena jarum yang dimasukkan ke dalam tubuh, hal ini menyebabkan bekas kemerahan.
"Ini masuk akal. tapi enggak semua orang gitu."
Sedangkan reaksi kalau sistemik biasanya terjadi di seluruh tubuh, misalnya ada demam, diare, mual, muntah, pusing, sakit kepala.
"Tapi tentu sudah diantisipasi misal minum paracetamol kalau demam, istirahat, ada obat mual," katanya.
"Reaksi yang bisa kita duga, kan tertulis di vaksinnya. Bilamana bisa terjadi ini, kita antisipasi reaksi alergi, ini tidak bisa kita duga, nah itu reaksi alergi bisa terjadi, enggak tau pada siapa."
Sebelumnya, laporan yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet menemukan, vaksin Sinovac aman untuk digunakan pada orang berusia lebih dari 60 tahun. Laporan itu dibuat setelah uji klinis tahap I dan II pada orang berusia 60 tahun ke atas.
"Boleh, kemarin ada 87 tahun dan ada sejauh ini ga apa-apa. balik lagi ke orang orang beda beda. sebenarnya klo orangnya sehat, komorbid bagus, terkontrol boleh vaksin.
Adapun efek samping yang muncul adalah ringan atau sedang. Yang paling sering adalah nyeri di tempat suntikan dan demam.
Sebagian besar reaksi terjadi dalam tujuh hari setelah vaksinasi. Keluhan pun pulih dalam waktu 48 jam.
"Kalau bikin kenapa lansia belakangan, lansia banyak komorbid, jadi kalau orang komorbid kudu dikontrol dulu, apa layak divaksin atau tidak, harus hati-hati. Misal ada orang diabetes, boleh vaksin tapi gula darahnya terkontrol," ucapnya.
"Definisi vaksinasi kan buat yang sehat."
(els/asr)