Rambut Rontok Disebut Jadi Gejala Baru Pasien Long Covid-19
Beberapa pasien Covid-19 masih mengalami sejumlah gejala setelah dinyatakan sembuh atau disebut sebagai long Covid-19. Sebuah studi baru-baru ini menyebut rambut rontok sebagai salah satu gejala long Covid-19.
Menurut National Institute for Health and Care Excellence (NICE), gejala long Covid-19 bertahan lama selama lebih dari 12 minggu. Namun, penelitian lain mengklaim bahwa gejala dapat berlangsung selama lebih dari delapan minggu untuk menjadi long Covid-19.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa beberapa penyintas Covid-19 telah melaporkan rambut rontok sebagai salah satu gejala long Covid-19 atau efek jangka panjang dari SARs-COV-2.
Sebagaimana dilansir Times of India, studi tersebut juga mengatakan bahwa penyintas Covid-19 menghadapi gejala bahkan setelah enam bulan pemulihan, di mana rambut rontok menjadi sumber perhatian utama.
Menurut penelitian yang diterbitkan di The Lancet, seperempat penyintas Covid-19 mengeluhkan rambut rontok sebagai efek samping utama Covid-19.
Dalam penelitian yang berlangsung di Wuhan terhadap 1.655 pasien Covid-19, sebanyak 357 orang atau sekitar 22 persen di antaranya pernah mengalami kerontokan rambut selama enam bulan setelah dipulangkan.
Studi tersebut menunjukkan bahwa rambut rontok mayoritas terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Selain rambut rontok, temuan penelitian ini juga melaporkan prevalensi gejala seperti kelelahan atau kelemahan otot, kesulitan tidur, dan kecemasan atau depresi.
Sementara rambut rontok dilaporkan pada 22 persen pasien, 26 persen mengeluhkan kesulitan tidur dan kecemasan serta depresi dilaporkan pada 23 persen pasien.
Long Covid-19 merupakan istilah yang digunakan untuk menentukan gejala yang dihadapi oleh orang-orang dan efek virus corona pada berbagai individu selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah penyakit awal.
(agn)