Mengutip Physicians Committee for Responsible Medicine, Sekitar 60 persen kalori dalam telur berasal dari lemak - banyak di antaranya adalah lemak jenuh. Telur juga mengandung kolesterol - sekitar 200 miligram untuk telur berukuran rata-rata. Jumlah ini lebih tinggi dua kali lipat dibanding jumlah di burger di restoran cepat saji.
Lemak dan kolesterol berkontribusi pada penyakit jantung. Satu studi menemukan bahwa orang yang makan paling banyak telur memiliki skor kalsium arteri koroner 80 persen lebih tinggi (ukuran risiko penyakit jantung) dibandingkan dengan mereka yang makan telur paling sedikit. Sebuah studi di Canadian Journal of Cardiology menemukan bahwa mereka yang makan paling banyak telur memiliki risiko 19 persen lebih tinggi untuk mengalami masalah kardiovaskular.
Makan makanan tinggi lemak dapat menyebabkan resistensi insulin. Sebuah tinjauan terhadap 14 studi yang diterbitkan dalam jurnal Atherosclerosis menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi telur paling banyak meningkatkan risiko diabetes hingga 68 persen. Ulasan lain menemukan hasil serupa: risiko diabetes 39 persen lebih tinggi pada orang yang makan tiga telur atau lebih per minggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konsumsi telur juga meningkatkan risiko diabetes gestasional, menurut dua penelitian di American Journal of Epidemiology.
Bahaya kebanyaan makan telur juga dikaitkan dengan pengembangan jenis kanker tertentu seperti usus besar, rektal, dan prostat.
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di PLoS Medicine, Kolesterol dari konsumsi telur dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung. Para peneliti melacak kolesterol makanan dan konsumsi putih telur, telur utuh, dan pengganti telur untuk lebih dari 500 ribu peserta dan memantau kematian terkait penyakit jantung.
Penambahan setengah telur per hari dikaitkan dengan lebih banyak kematian akibat penyakit jantung, kanker, dan semua penyebab. Penelitian menyebut untuk setiap 300 miligram kolesterol makanan yang dikonsumsi per hari, risiko kematian meningkat hingga 24 persen.
Bahaya kebanyakan makan telur ini juga dikaitkan dengan berbagai meningkatnya kolesterol dalam darah.
(chs)